Mohon tunggu...
Irfan Hamonangan Tarihoran
Irfan Hamonangan Tarihoran Mohon Tunggu... Penulis - Dosen

Menulis karya fiksi dan mengkaji fenomena bahasa memunculkan kenikmatan tersendiri apalagi jika tulisan itu mampu berkontribusi pada peningkatan literasi masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Adu Baca di Pameran Senjata

3 Oktober 2024   06:03 Diperbarui: 6 Oktober 2024   14:31 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen: Sumber gambar Pixabay.com/TheDigitalArtist

Adu Baca di Pameran Senjata

(Oleh: Irfan HT)

"Jangan marah dulu, Tuan," ketus Rakushi untuk menenangkan jenderal yang siap-siap menekan tombol peledak di tongkat komandonya.

Pimpinan militer itu menatap sinis ke arah Rakushi. Tongkat komando diacungkan tanda marah karena kehebatan militernya diremehkan.

Semua pengunjung pameran panik dengan sikap nekat pimpinan militer itu. Lelaki yang kelihatan sangar menjadi sangat menakutkan. Dia berdiri di samping sebuah rudal berlukiskan ikan hiu dengan gigi runcingnya.

"Kami tegaskan, rudal ini sudah terpasang dengan bom nuklir. Produk ini sudah pengalaman dalam menjalankan tugasnya. Jadi tak usah ragu untuk memesan pada kami," ujar sang jenderal.

Saat pria berseragam militer itu menjelaskan tentang senjata pemusnah massal andalan negaranya, Rakushi mengacungkan tangan untuk bertanya, "Bagaimana Tuan yakin kemampuan bom yang sekarang lebih dahsyat dari yang dulu?"

Pertanyaan Rakushi inilah yang memancing ketersinggungan sang jenderal. Karena raut wajah kurang bersahabat, Rakushi pun tak nyaman lagi berlama-lama di sana.

 "Orangnya gak asik, kita pindah aja yuk!," ajak Rakushi pada pengunjung yang lain.

Rakushi dan rekan-rekannya adalah utusan setiap negara yang diundang secara khusus untuk menghadiri pameran dunia senjata pemusnah massal. Acara itu dilaksanakan selama 1 hari di sebuah pulau yang lokasi dan kegiatannya dirahasiakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun