Mohon tunggu...
Irfan Hamonangan Tarihoran
Irfan Hamonangan Tarihoran Mohon Tunggu... Penulis - Dosen

Menulis karya fiksi dan mengkaji fenomena bahasa memunculkan kenikmatan tersendiri apalagi jika tulisan itu mampu berkontribusi pada peningkatan literasi masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ma, Kapan Naik Mobilnya?

16 April 2024   21:40 Diperbarui: 6 Mei 2024   15:03 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kupanggil Mas Gion dan Yuri tapi tak ada yang menyahut. Kupanggil tetangga tapi tidak ada yang keluar rumah karena semua mungkin ke sawah.

Kumasuki rumah dengan pintu tak terkunci. Kaget bukan main rumah berantakan dan hampir tak ada barang satu pun. Televisi, lemari pakaian, meja dan sofa di ruang tamu yang dulu dibelikan Mas Gion tak terlihat. Ranjang tidur pun demikan.

Aku masih berpikir positif. Mungkin Yuri dan Mas Gion membangun rumah di tempat yang lain. Jadi, barang-barang pun dipindahkan di tempat baru.

Kemudian aku duduk di teras dengan tubuh yang capek dan kepala sedikit pusing. Kulihat sebuah mobil mainan di depan teras terikat tali. Aku senyum mengingat Yuri dan mimpinya untuk menaiki mobil sendiri.

Tiba-tiba lamunanku buyar dikagetkan suara dari samping rumah. Nenek Jumintan yang sering kupanggil dengan sebutan Nenek Jum berteriak histeris.

"Mirna, kau pulang, Nak?" ucapnya sambil menangis.

"Iya Nek Jum. Apa kabar?" 

Nenek Jum hanya terdiam sambil terus menghapus air matanya. Aku pun menuju ke rumah beliau. Kuelus pundaknya yang sudah membungkuk dan menyeka air matanya.

"Nek, Yuri dan Mas Gion dimana?"

Tangisan Nek Jum semakin keras sambil memukul-mukul dadaku dengan tangan lemahnya. Aku pun semakin bingung.

"Yuri sudah lama pergi, Mirna...," semakin keras tangisannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun