Suara Mak Mijah biasanya terdengar saat mengucapkan selamat malam padaku sebelum wanita paruh baya itu tidur. Tumben sekali malam ini hanya suara tevenya yang kedengaran keras. Biasanya juga segelas kopi tidak lupa diletakkannya di depan pintu.
"Ah, mungkin dia kecapekan," ungkapku dalam hati.
Tak terasa jam 24.00 WIB sudah berlalu. Aku tahu jam segitu karena warung kopi di seberang jalan biasanya ramai dikunjungi oleh orang-orang yang baru pulang bekerja. Mereka pun singgah di warung sambil bermain gitar. Terdengar juga beberapa orang sedang bermain kartu. Suara obrolan satu sama lain semakin jelas.
Aku tetap tidak bisa tidur. Tak berselang lama terdengar suara truk disusul suara sirene mobil polisi mengaung di sekitar warung kopi. Suara derap kaki petugas berlarian menambah panik orang yang ada disekitar.
Suara derap pasukan itu semakin dekat ke arahku.
"Brak"
Mereka ternyata mendobrak pintu rumah Mak Mijah. Suara TV yang terdengar keras tiba-tiba mati. Terdengar suara tembakan dua kali dari arah rumah itu, "Dor, dor," disusul dengan suara ledakan besar, "Boom."
Sejak itu aku tak sadarkan diri.
(bersambung ke bagian terakhir)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H