Mohon tunggu...
Ira Wulandari
Ira Wulandari Mohon Tunggu... Lainnya - Freelancer

Seseorang yang senang berbagi pemikiran lewat tulisan. Selamat membaca.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Kecanduan Berpikir Negatif Karena Perasaan Puas Sesaat

5 September 2024   11:50 Diperbarui: 15 September 2024   14:23 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Julia Volk: https://www.pexels.com

Manusia cenderung kembali pada sesuatu yang menyakitinya sehingga berpikir negatif untuk memunculkan rasa sakit itu. Ada perasaan yang memuaskan ketika kita berpikir negatif. 

Sayangnya, perasaan itu hanya ilusi semata. Pada akhirnya perasaan itu hanya sekadar perasaan puas sesaat yang membuat kita kecanduan dan akhirnya melakukan hal yang sama untuk mendapatkannya.

Pikiran Negatif Kesukaan Otak Kita

Pernahkah kamu menjalani suatu hari dan hampir semuanya berjalan dengan baik sehingga perasaan dan pikiran terasa tenang, senang, dan positif. Namun kemudian, terjadi kejadian buruk dalam hari itu?

Setelahnya, semua kejadian baik yang terjadi di hari tersebut akan hilang dari ingatan kita karena kita mengingat terus satu kehadian buruk di hari itu. Hari itu pun seperti tidak berjalan dengan lancar.

Itu sebenarnya fenomena yang sering dialami oleh manusia. Mengapa? Penyebabnya tidak lain adalah karena hal-hal negatif lebih berdampak besar pada otak kita dibanding hal-hal positif. 

Hal-hal yang memicu kesedihan, ketakutan, dan kemarahan lebih bisa menghubungkan pikiran saat ini dengan memori-memori masa lalu. Emosi negatif tiga kali lebih kuat dibanding emosi positif. Itu juga yang akhirnya membuat pikiran negatif lebih mudah untuk diingat.

Fenomena tersebut juga bisa disebut sebagai negativity bias, yaitu kecenderungan seseorang melihat suatu hal dari sisi negatifnya.

Baca juga: Orang Lain Bisa, Tetapi Saya Tidak Bisa

Pikiran negatif sendiri merupakan pandangan negatif tentang diri sendiri, orang lain, atau dunia yang ditandai dengan emosi tidak menyenangkan yang dirasakan seseorang. 

Pikiran negatif bisa menjadi suatu tanda penyakit mental tertentu, tetapi tidak selalu. Orang dengan jiwa yang normal pun dapat memiliki pikiran negatif karena seperti yang dikatakan sebelumnya bahwa emosi negatif lebih berpengaruh dibanding emosi positif.

Dampak Pikiran Negatif

Pikiran negatif memicu emosi negatif yang ditandai dengan perasaan tidak menyenangkan seperti sedih, marah, atau takut. Perasaan-perasaan itu tentu mengganggu aktivitas sehari-hari karena seringkali kita merasa tidak bergairah melakukan apa pun oleh karena kita merasakan emosi negatif tersebut.

Dampak jangka panjang dari emosi negatif itu bisa sangat buruk bagi kesehatan mental dan fisik kita. Itu nyata adanya, saya pernah mengalaminya.

Suatu masa memang saya sedang dalam situasi yang tidak baik-baik saja sehingga banyak pikiran dan emosi negatif yang menyelimuti diri saya. 

Awalnya memang masih terasa baik-baik saja, tetapi lama-kelamaan tubuh saja mudah lemas dan lelah. Beberapa kali saya ke dokter dan diberi obat, tetapi tidak pernah menyembuhkan hal itu. 

Baru beberapa waktu kemudia saya sadar bahwa yang menyebabkan tubuh saya lemah dan lelah itu adalah pikiran dan emosi negatig yang terus saya alami.

Itu hanya contoh dari sedikit dampak pikiran dan emosi negatif. Banyak orang diluar sana yang mengalami hal yang lebih buruk dari saya, seperti akhirnya memiliki penyakit jiwa atau penyakit fisik yang semakin parah hingga menyebabkan kematian. 

Selain itu memicu emosi negatif, pikiran negatif juga membuat wajtu terbuang sia-sia karena tidak ada perubahan yang ingin kita lakukan. Kita terlalu fokus pada pikiran negatif tersebut.

Munculnya Pikiran Negatif

Sebenarnya apa sih yang ditakutkan manusia sehingga sering berpikir negatif? 

Sesuatu itu adalah hal yang tidak terjadi saat ini. 

Pikiran-pikiran negatif yang muncul di otak kita merupakan hal-hal yang tidak terjadi saat kita memikirkannya. Pikiran itu mungkin hanya banyangan akan suatu kejadian di masa depan; pikiran orang lain; dugaan yang berlebihan akan suatu hal. Semua itu tidak terjadi saat ini, dan belum tentu terjadi di masa mendatang.

Ketakutan-ketakutan akan apa yang akan terjadi menjadi penyebab akhirnya kita berpikir negatif, dan itu memang sebagai bentuk antisipasi terhadap apa yang mungkin terjadi. Namun, justru itu akan menjadi pisau yang mengarah pada diri kita sendiri jika kita tidak bisa mengendalikan pikiran negatif tersebut.

Selain dari ketakutan-ketakutan yang dikhawatirkan, pengalaman dan trauma masa lalu juga bisa menyebabkan munculnya pikiran negatif. 

Suatu kejadian yang traumatis sangat mudah diingat dan hampir tidak bisa dihilangkan karena mengandung emosi negatif. Saat seseorang melihat pemicu terhadap kejadian itu, orang akan cenderung terus berpikir negatif karena teringat dengan kejadian traumatis tersebut. 

Meskipun memori akan suatu kejadian traumatis sulit dihilangkan, bukan berarti kita tidak dapat mengendalikannya. Jika memnag membutuhkan bantuan, pergilah ke profesional untuk penanganan yang tepat.

Menghilangkan Pikiran Negatif

Menghilangkan pikiran negatif rasanya menjadi salah satu hal tersulit yang bisa dilakukan manusia di dunia ini karena pikiran negatif memberikan ilusi perasaan "puas" dalam diri kita. 

Misalnya pikiran negatif memunculkan emosi sedih, emosi sedih itu akan membuat kita mengangis. Ketika menangis kita merasakan lega, walaupun hanya sesaat. 

Setelah perasaan lega itu hilang, kita ingin lagi merasakan itu yang akhirnya membuat kita kembali berpikir negatif untuk memunculkan ilusi perasaan "puas."

Agat tidak terjebak dalam ilusi tersebut, kita harus menyingkirkan pikiran negatif dalam otak kita. Bagaimana caranya? Caranya adalah kita harus bisa mengendalikan pikiran dan emosi kita. 

Bentuk-bentuk pengendalian pikiran ada banyak dan setiap orang mungkin berbeda-beda. Namun, ada beberapa hal yang menjadi kunci dalam pengendalian pikiran.

Pertama, fokus pada apa yang terjadi saat ini. Kalau kamu sedang mencuci, fokuslah mencuci, jangan pikirkan apa pun selain mencuci. Kalau kamu sedang melakukan presentasi, fokuslah presentasi, jangan pikirkan hal lain yang tidak terjadi dan tidak pasti.

Dengan berpikir pada masa sekarang atau apa yang sedang berlangsung, kita bisa menghindar dari overthinking yang bisa meicu pikiran negatif.

Kedua, ciptakan dan temukan pikiran positif. Dalam keseharian di setiap waktunya pikirkanlah hal-hal positif. Itu dapat membatu untuk menangkal pikiran negatif. 

Jika pikiran negatif terlanjur datang, ciptakan dan temukan pandangan positif tentang hal negatif tersebut. Tidak perlu terlalu ekstrem mengubah hal negatif menjadi positif, kamu hanya perlu melihat sudut pandang lain dari hal negatif tersebut.

Ketiga, akui bahwa emosi negatif yang dirasakan adalah sesuatu yang valid. Tidak apa-apa jika kamu merasa sedih atau marah karena perasaan itu valid, tetapi setelah itu, kamu harus berpaling dan merasa cukup dengan perasaan tersebut.

Keempat, lakukan afirmasi positif pada diri sendiri. Ini paling membantu dalam menghilangkan pikiran negatif. Meskipun hal-hal positif berdampak lebih kecil daripada hal-hal negatif pada otak kita, tetapi jika kita melakukan terus menerus afirmasi positif, pikiran negatif itu akan terkalahkan juga pada akhirnya.

Baca juga: Menyantap Afirmasi Positif Setiap Pagi

Masih ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengendalikan pikiran, tetapi saya hanya akan menulis poin-poin itu saja.

Cobalah untuk mengendalikan pikiran sendiri meskipun itu sulit. Saya tahu, pasti saat berusaha untuk berpikir positif, ada kemarahan yang muncul yang membuat kita merasa benci dengan pikiran-pikiran positif. Hal itu terjadi karena kita tidak terbiasa berpikir positif dan menganggap bahwa pikiran positif tidak memvalidasi perasaan kita. 

Namun, percayalah bahwa berpikir positif akan mengubah segalanya dalam hidup kamu. Pikiran negatif hanya akan membuat semuanya menjadi buruk, termasuk diri kita sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun