" Maaf sebelumnya ayah, aku mengamati tamu Ayah itu sejak tadi malam. ada tiga hal yang aku perhatikan. yang pertama ketika kita menghidangkan makanan Dia makan banyak sekali.Â
kedua saat masuk kamar tamu itu hanya tidur, tidak melaksanakan salat malam sama sekali. dan yang terakhir waktu salat subuh dia salat berjamaah bersama kita tanpa wudhu.Â
itu yang menjadi keganjalanku ayaH. padahal ketika ayah menceritakan betapa solehnya dan Agungnya Imam Syafi'i namun setelah Ku menyaksikannya sendiri persepsiiku terhadap Imam Syafi'i berubah menjadi 180 derajat."
Imam Ahmad Hanya berdiam mendengarkan pertanyaan putrinya. pada waktu berhadapan dengan imam Syafi'i Imam Ahmad menanyakan tiga hal yang Disinggung putrinya dengan tenang Imam Syafi'i menjawab " aku makan banyak sekali karena aku tahu bahwa makanan yang engkau hidangkan adalah makanan dari harta yang halal. Sedangkan engkau adalah orang yang dermawan wahai Imam Ahmad.
 makanan dari orang dermawan adalah obat sedangkan makanan orang yang bakhil adalah penyakit.
"Aku makan banyak bukan untuk mencari kenyang, tapi karena aku ingin mengobati penyakitku dengan makanan dari anda.
Aku tidak salat malam, karena saat aku merebahkan badanku aku tidur, Aku melihat seolah di depanku terbuka lembaran Alquran dan hadis. Allah memberikan petunjuk kepadaku menyelesaikan 72 masalah fiqih yang aku harapkan bisa bermanfaat untuk umat Islam. sehingga malam itu Aku tidak punya kesempatan untuk salat malam.
Aku salat bersama kalian tanpa berwudhu, Karena aku belum tidur. sepanjang malam aku begadang. sehingga aku sholat subuh bersama kalian dengan wudhunya salat Isya."
mengetahui hal itu Putri Imam Ahmad termenung menyadari kekhilafannya.
Jadi apa yang kita lihat pada saat menilai orang lain adalah tergantung kepada kejernihan pikiran kita. So, Alwayes be positive.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H