Menemukan ketenangan dalam berinteraksi dengan orang lain bisa menjadi cara yang efektif untuk menjaga kesejahteraan bersama. karena kita merupakan makhluk sosial yang mana memerlukan satu sama lain.
"Seorang mukmin bagi mukmin lainnya adalah seperti bangunan, yang satu menguatkan yang lain."
--- (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menggambarkan bahwa hubungan antara sesama muslim sama-sama membutuhkan, sama-sama mengu seperti bangunan yang kokoh. ini menunjukkan bahwa manusia membutuhkan kebersamaan untuk saling memperkuat, saling menolong, dan menjaga satu sama lain.
Selain itu ketenangan dalam berinteraksi, yaitu dengan Membangun Sinergi yang positif. Karena dengan berpikir positif yaitu dapat memperkuat hubungan sosial, meningkatkan empati dan pemahaman, serta mendorong Sikap saling percaya.Â
berpikir positif terhadap orang lain membantu membangun rasa saling percaya. ketika kita mempercayai orang lain maka akan memberi makna, manfaat dan keagungan tersendiri antar sesama.
seperti penggalan cerita manfaat berfikir positif berikut,
Suatu ketika imam Syafi'i mengunjungi kediaman Iman Ahmad bin Hanbal. yang mana Ahmad bin Hanbal memiliki seorang putri. setelah keduanya berbincang-bincang. dan menyantap makanan malam, Imam Syafi'i kemudian berbaring di kamar yang telah disiapkan.
keesokan harinya Putri Imam Ahmad bertanya kepada ayahnya,
" Ayah Apakah orang itu adalah Imam Syafi'i yang sering ada di cerita-cerita masyarakat?"
" ya betul putriku." jawab Imam Ahmad
" Maaf sebelumnya ayah, aku mengamati tamu Ayah itu sejak tadi malam. ada tiga hal yang aku perhatikan. yang pertama ketika kita menghidangkan makanan Dia makan banyak sekali.Â
kedua saat masuk kamar tamu itu hanya tidur, tidak melaksanakan salat malam sama sekali. dan yang terakhir waktu salat subuh dia salat berjamaah bersama kita tanpa wudhu.Â
itu yang menjadi keganjalanku ayaH. padahal ketika ayah menceritakan betapa solehnya dan Agungnya Imam Syafi'i namun setelah Ku menyaksikannya sendiri persepsiiku terhadap Imam Syafi'i berubah menjadi 180 derajat."
Imam Ahmad Hanya berdiam mendengarkan pertanyaan putrinya. pada waktu berhadapan dengan imam Syafi'i Imam Ahmad menanyakan tiga hal yang Disinggung putrinya dengan tenang Imam Syafi'i menjawab " aku makan banyak sekali karena aku tahu bahwa makanan yang engkau hidangkan adalah makanan dari harta yang halal. Sedangkan engkau adalah orang yang dermawan wahai Imam Ahmad.
 makanan dari orang dermawan adalah obat sedangkan makanan orang yang bakhil adalah penyakit.
"Aku makan banyak bukan untuk mencari kenyang, tapi karena aku ingin mengobati penyakitku dengan makanan dari anda.
Aku tidak salat malam, karena saat aku merebahkan badanku aku tidur, Aku melihat seolah di depanku terbuka lembaran Alquran dan hadis. Allah memberikan petunjuk kepadaku menyelesaikan 72 masalah fiqih yang aku harapkan bisa bermanfaat untuk umat Islam. sehingga malam itu Aku tidak punya kesempatan untuk salat malam.
Aku salat bersama kalian tanpa berwudhu, Karena aku belum tidur. sepanjang malam aku begadang. sehingga aku sholat subuh bersama kalian dengan wudhunya salat Isya."
mengetahui hal itu Putri Imam Ahmad termenung menyadari kekhilafannya.
Jadi apa yang kita lihat pada saat menilai orang lain adalah tergantung kepada kejernihan pikiran kita. So, Alwayes be positive.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H