Wali kelas: Anak anak semua nanti setelah lulus ini mau lanjut di mana?
Ada beberapa teman menjawab ada yang kuliah perguruan tinggi, ada yang tes masuk angkatan ada yang wirausaha dan masih banyak lagi.
Ketika dijawab Irawan mau kemana, saya menjawab “Belum tau buk seperti kerja sambil kuliah kalo ada yang menerima pada saat itu masuk kerja sangat la susah dengan harapan kerja sambil kuliah bisa menutupi biaya semester dengan bekerja.”
Namun apalah daya ibaratnya pepatah itu biduk karam pendayung patah, artinya ibarat biduk kecil yang telah bocor sana-sininya, pulau yang hendak dicapai masih jauh, sementara pendayung pun telah patah.
Rasanya mustahil jika bisa bekerja sambil kuliah, setelah itu pendek cerita pengumuman kelulusan pun tiba saya merasa bangga dan senang sewaktu melihat nomor kelulusan saya Alhamdulillah saya lulus walaupun tidak nilai tertinggi.
Namun dirasa hari tiba entah ke mana perjalanan ini, melihat teman teman senang mulai sana sini mengurus administrasi untuk lanjut ke cita masing masing.
Singkat cerita setelah pengumuman selesai saya mau beres barang dan peralatan saya di kosan saya mendapat telepon saya orangtua saya dimana memberikan informasi bahwa ada program pembukaan beasiswa yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten Bungo dengan menggunakan dana CSR dari program kelapa sawit.
Di mana dengan program program tersebut dimana anak petani kelapa sawit yang mempunyai domisili di bawah perusahaan Kelapa Sawit boleh menyekolahkan anak 1 namun dengan kualifikasi dan tes yang sesuai dengan ketentuan.
Tak lama lagi berpikir saya langsung mengiyakan perkataan orangtua saya untuk mengikuti tes program beasiswa CSR tersebut dengan niat hati untuk merubah ekonomi dan nasib serta derajat orangtua di kampung halaman.
Awalnya saja saya minder untuk mengikuti program tersebut dengan mengapa demikian? Banyak anak dari beberapa kecamatan yang memiliki kompetensi di bidang kelapa sawit baik itu secara pengalaman dan sekolahnya (d1) mengikuti juga untuk seleksi S1.