Mohon tunggu...
Irawan Abidin
Irawan Abidin Mohon Tunggu... Buruh - Mahasiswa Pertanian

Selamat datang di koran sawit perkebunan dan pertanian masa kini YT: Koran Sawit Media Center "Koran Sawit"

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Aku Bangga sebagai Anak Petani Kelapa Sawit hingga Menjadi Planters Indonesia

29 Agustus 2023   08:42 Diperbarui: 30 Agustus 2023   10:07 1052
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Perkebunan kelapa sawit zaman dahulu (dok. Pribadi)

Dari segelintir tulisan saya baru sekali ini ingin menuliskan tentang aku bangga jadi anak petani kelapa sawit, tergelitik sedikit melihat teman-teman di Kompasiana menuliskan momentum dan empirisme yang dilakukan dalam kehidupan sehari-harinya entah itu tentang sosial ataupun budaya bahkan lainya.

Dari sanalah saya ingin sedikit bercerita tentang seorang anak petani kelapa sawit yang asal usulnya dari keluarga petani kelapa sawit hingga menjadi Planters di perkebunan kelapa sawit.

Bagaimana penasaran bukan mari kita simak cerita pribadi saya seorang anak petani kelapa sawit yang memulai mimpi menjadi seorang Planters di perkebunan kelapa sawit.

Seorang Anak Petani Kelapa Sawit

Nama saya Irawan Abidin aku hidup bersama dengan orang tua ku serta Abang (kakak) dan ayuk (kakak) aku 3 bersaudara kebetulan saya anak bungsu Yap anak terakhir, pasti berpikir manja sekali, kita lanjutkan ceritanya ya.

Yap kami tinggal di desa yang terpencil tepatnya di daerah Kuamang kuning kabupaten Bungo provinsi Jambi. Sebelum saya pindah ke Kuamang Kuning orang tua saya berdomisili di Jujuhan ilir dengan melihat situasi dan kondisi pada tahun 1998 bapak saya memutuskan untuk merantau ke daerah Kuamang kuning kebetulan di daerah tersebut sedang membuka transmigrasi pada era pak Soeharto.

Dengan melihat kondisi dan peluang yang ada bapak saya pada tahun 1998 memutuskan untuk pindah ke Kuamang Kuning dengan beralasan tuntutan ekonomi.

Sewaktu pindah ke Kuamang Kuning saya mendapatkan cerita dari bapak saya umur saya baru 1 bulan pada saat itu, dan kakak saya yang pertama berumur belasan tahun begitu pula dengan kakak perempuan saya.

Akhirnya kami menempati rumah yang diberikan oleh pemerintah dimana kondisi rumah pada saat itu adalah rumah kayu yang hanya ukuran nya tidak terlalu besar mungkin sekitar 6x6 meter dan memiliki 2 kamar. 

Mulai kebayangkan dengan kehidupan kami di rumah 5 orang dengan kondisi yang lumayan cukup walaupun kadang hujan sering rembes oleh air hujan tetap kita syukuri.

Perjalanan Menuju pendidikan

Ilustrasi:foto bersama pihak Pemda Bungo dan instiper (dok Facebook abasri)
Ilustrasi:foto bersama pihak Pemda Bungo dan instiper (dok Facebook abasri)

Untuk memenuhi kebutuhan keluarga bapak dan mamak saya bekerja di PT ubi untuk memenuhi kebutuhan kami sehari-hari selain orangtua saya kerja aktivitas kakak saya adalah sekolah sewaktu itu saya diasuh oleh kakak sepupu saya hingga umur 6 tahun.

Seiring waktu berjalan ada program KKPA perkebunan kelapa sawit yang diberikan oleh perusahaan yang tidak saya sebutkan namanya nya disini, mulai dari situlah kami memulai hidup dengan kelapa sawit.

Sawit yang diberikan kepada bapak saya sistemnya KKPA dimana produksi yang dihasilkan diberikan kepada perusahaan sebagai penebus sertifikat yang ada di perusahaan.

Pada tahun 2000 Seiring waktu berjalan mulailah bapak saya bekerja di perusahaan Kelapa Sawit sebagai mandor namun saya lupa mandor apa, karena jika mengandalkan sawit yang diberikan 2 ha pada saat itu belum cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Maka dari itulah bapak saya bekerja di perusahaan kelapa sawit untuk mendapatkan penghasilan tambahan guna memenuhi kebutuhan sehari hari keluarga kami.

Pada tahun 2007 umur saya 6 tahun saya bersekolah di TK Pertiwi yang ada di depan rumah setelah itu lanjut SD tempat saya tinggal yaitu SD 217/impres klo tidak salah selama 6 tahun saya bersekolah di tempat desa saya yaitu desa bangun Harjo banyak sekali suka cita dalam perjalanan sekolah dasar.

Seperti pulang sekolah jalan kaki yang cukup jauh sekitar 30 menit dari rumah hingga telat bayar uang bulan namun tidak sampai disana namanya orangtua pasti akan mengupayakan demi kebaikan anak anaknya. 

Setelah dilanjut SD selama 6 tahun saya melanjutkan sekolah saya di madrasah Tsanawiyah Al falah muara Bungo pada tahun 2006 saya melanjutkan sekolah ke pesantren awalnya saya tidak mau masuk pesantren.

Namun dengan nasehat orangtua pada waktu itu saya mengikuti keinginan beliau dimana anak yang sholeh selalu mengikuti keinginan yang baik dari kedua orangtua saya.

Dengan berbagai alasan serta pertimbangan masuklah saya ke sekolah tersebut tepatnya di depan masjid agung muara Bungo dibelakang rumah adat Muara Bungo.

Sewaktu sekolah dulu saya sangat interaktif pada pelajaran agama dikarenakan sebelum sekolah MTs atau SMP saya di desa pernah belajar madrasah di sore hari jadi ada namanya madrasah yang biasa kami sebut dan kami belajar di waktu sore hari.

Biasanya setelah pulang sekolah jam 11 siang istirahat dilanjutkan jam 3 sore belajar di madrasah sebagai bekal untuk hidup di dunia begitu pesan kedua orangtua saya.

Kembali lagi kepada masa masa MTs saya dahulu 3 tahun saya mondok di MTs Alflah banyak suka duka yang saya lewati mulai dari bangun pagi belajar siang malam hingga tidur di kelas hehehe cukup penglaman yang mengesankan.

Namun pada waktu itu ada sebuah kesan yang sulit saya lupakan dimana setiap pengambilan laporan hasil ujian saya selalu dijemput oleh orangtua saya begitupun jika diantar ke waktu sekolah.

Pada saat waktu liburan telah usai bapak saya yang biasa mengantarkan saya pada waktu itu pada waktu perjalanan banyak sekali cerita sedih yang saya dengarkan sehingga sulit untuk dilupakan namun ada satu percakapan yang masih saya ingat sampai sekarang

Bapak: wan baik baik ya sekolah dengan ekonomi yang sekarang sulit untuk sekolah apalagi biaya hidup sehari-hari.

Saya: ya pak saya rajin sekolah

Bapak: inilah hidup kita kalau kita dak (tidak) merubahnya siapa lagi? Bapak pesan cuman 1 elok sekolah biar nanti selesai bisa menjadi orang yang berguna.

Saya: baik pak

Walaupun bahasa tidak terlalu mendalam cuman dengan perkataannya begitu sangat sulit lah ekonomi pada saat itu dimana setiap berangkat sering sekali orangtua saya meminjam uang kepada tokeh sawit

Mulai dari MTs sanalah saya tanamkan niat dan ketulusan saya dalam belajar walaupun dalam kondisi ngantuk siang malam belajar tetap saya lakukan demi kedua orangtua.

Setelah tamat dari MTs org tua saya menanyakan kepada saya sekarang sudah tamat MTs atau SMP mau kemana wan sekolah ujar bapak saya, saya pun bingung waktu itu kemana harus lanjut sekolah.

Namun sependek waktu dan cerita saya bersekolah di MAN 1 Muara Bungo dengan kondisi belum stabil dan ekonomi belum bangkit hutang dimana mana orangtua mekasa untuk sekolah.

Dengan kerendahan hati mau tak mau kalau orangtua sudah tekad menyekolahkan anaknya saya pun tidak bisa menolak dengan senang hati saya bersekolah di MAN 1 muara Bungo tepat nya di perumnas di kota muara Bungo.

Pada sekolah MAN atau setingkat dengan SMA dan SMK saya mulai berpikir untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saya harus melakukan usaha untuk tetap bertahan hidup

Pada tahun 2015 saya mengikuti latihan silat 8 bulan saya belajar dan akhirnya saya mengikuti pengesahan atau wisuda sebagai warga dari salah satu perguruan silat yang ada di Indonesia.

Dengan memiliki keterampilan yang sedikit saya mencoba untuk mengembangkan skil dan kompetensi saya sebagai seorang pesilat saya membuka latihan silat di belakang sekolahan saya.

Itu pun saya masih ingat pada kelas 1 MAN umur saya sekitar 16 tahun saya coba membuka tempat latihan dengan niat untuk mengembangkan dan memberikan sedikit ilmu yang saya miliki kepada teman teman di sekolahan.

Alhamdulillah dengan adanya' buka latihan tersebut siswa dan siswi latihan tersebut tidaklah pernah putus dimana siswa selalu ada untuk latihan baik itu SD hingga orang dewasa.

Dengan ada aktivitas sehari-hari latihan Alhamdulillah bisa menunjang kebutuhan sehari-hari walaupun tidak sebanyak yang dibayangkan namun cukup untuk keperluan sehari hari seperti membeli air minum hingga membeli peralatan masak.

Aktivitas ini 3 tahun saya lakukan hingga tamat sekolah saya lakukan, namun saat masa masa akhir sekolahan mulai lah guru wali kelas bertanya seperti ini.

Wali kelas: Anak anak semua nanti setelah lulus ini mau lanjut di mana?

Ada beberapa teman menjawab ada yang kuliah perguruan tinggi, ada yang tes masuk angkatan ada yang wirausaha dan masih banyak lagi.

Ketika dijawab Irawan mau kemana, saya menjawab “Belum tau buk seperti kerja sambil kuliah kalo ada yang menerima pada saat itu masuk kerja sangat la susah dengan harapan kerja sambil kuliah bisa menutupi biaya semester dengan bekerja.”

Namun apalah daya ibaratnya pepatah itu biduk karam pendayung patah, artinya ibarat biduk kecil yang telah bocor sana-sininya, pulau yang hendak dicapai masih jauh, sementara pendayung pun telah patah.

Rasanya mustahil jika bisa bekerja sambil kuliah, setelah itu pendek cerita pengumuman kelulusan pun tiba saya merasa bangga dan senang sewaktu melihat nomor kelulusan saya Alhamdulillah saya lulus walaupun tidak nilai tertinggi.

Namun dirasa hari tiba entah ke mana perjalanan ini, melihat teman teman senang mulai sana sini mengurus administrasi untuk lanjut ke cita masing masing.

Singkat cerita setelah pengumuman selesai saya mau beres barang dan peralatan saya di kosan saya mendapat telepon saya orangtua saya dimana memberikan informasi bahwa ada program pembukaan beasiswa yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten Bungo dengan menggunakan dana CSR dari program kelapa sawit.

Ilustrasi:Ujian bersama tes beasiswa (dok Facebook abasri)
Ilustrasi:Ujian bersama tes beasiswa (dok Facebook abasri)

Di mana dengan program program tersebut dimana anak petani kelapa sawit yang mempunyai domisili di bawah perusahaan Kelapa Sawit boleh menyekolahkan anak 1 namun dengan kualifikasi dan tes yang sesuai dengan ketentuan.

Tak lama lagi berpikir saya langsung mengiyakan perkataan orangtua saya untuk mengikuti tes program beasiswa CSR tersebut dengan niat hati untuk merubah ekonomi dan nasib serta derajat orangtua di kampung halaman.

Awalnya saja saya minder untuk mengikuti program tersebut dengan mengapa demikian? Banyak anak dari beberapa kecamatan yang memiliki kompetensi di bidang kelapa sawit baik itu secara pengalaman dan sekolahnya (d1) mengikuti juga untuk seleksi S1.

Namun dengan kepercayaan dan niat yang tulus serta doa kedua orangtua saya saya mengikuti tes tersebut dan saya pun masih ingat waktu itu pada bulan puasa dalam kondisi puasa saya pergi ngurus bahan dan administrasi untuk mengikuti tes.

Pada tahun 2017 tes itu dilaksanakan ada 17 kecamatan dan 141 desa mengikuti tes tersebut dengan profesi yang bermacam macam ada yang lulusan d1 kelapa sawit ada SMK Sawit SMA unggulan dan lainya.

Awal sempet minder juga mengikuti ini dengan niat yang tulus besok harinya setelah saya kumpulkan bahan dan administrasi saya serahkan kepada pihak Pemda untuk di proses ke tahap berikutnya.

Dengan usaha serta doa kedua orangtua saya Alhamdulillah saya dapat panggilan untuk mengikuti tes tertulis dan wawancara pada program CSR Pemda Bungo, setelah saya ambil nomornya siangnya saya pulang.

Sebelum hari H awal awal saya sudah mencari buku yang dibelikan oleh bapak saya untuk penunjang proses belajar sebelum mengikuti ujian sebelum mengikuti ujian pesan kedua orangtua saya adalah

Yang penting kamu belajar dengan sungguh-sungguh jika bersungguh dan berusaha mudahan mudahan usaha tidak menghianati hasil.

Pagi pagi sekali pukul 5.30 setelah subuhan saya mulai mempersiapkan diri untuk berangkat ke kabupaten mulai Persiapan alat tulis hingga mengompa ban motor agar tidak bocor di jalan itupun pada bulan Ramadhan

Pukul 6.00 wib saya berangkat ke Bungo jarak tempuh dari Kuamang ke Bungo sekitar 1 jam dikarenakan kondisi jalan rusak hari harus pelan pelan, sesampai di kantor Pemda bungo saya menunggu teman teman lainya berkumpul pukul 7.30 wib mulai terlihat teman teman yang tes berdatangan

Saya senang ternyata tes hari ini jadi terlaksanakan, pukul 8.00 wib pembukaan sudah mulai dilakukan yang di buka oleh bupati bungo pada waktu itu pak mashuri dan kampus yang bekerja sama pada pemda Bungo adalah kampus instiper Yogyakarta

Yang fokusnya pada kelapa sawit.

Setelah acara berlangsung dilanjutkan dengan sesi foto bersama sama dan dilanjutkan tes tertulis dari jam 9 sampai jam 12 siang lanjut ishoma.

Soalnya dalam keadaan berpuasa setelah itu jam kedua pukul 14.00 WIB mulai lanjut dengan interview kebetulan interview saya kebagian pada pukul 16.35 WIB, wawancara dilakukan selesai lah saya pukul 17.13 WIB setelah itu lanjut saya pulang dengan kondisi gerimis.

Sesampai di rumah pukul 18.15 WIB pas waktu posisi azan berbuka puasa Alhamdulillah lancar puasa hari itu dengan tesnya mudahan mudahan semuanya lancar.

Pengumuman Hasil kelulusan Kuliah Jogja 

Ilustrasi: screenshot foto Facebook (Irawan Abidin)
Ilustrasi: screenshot foto Facebook (Irawan Abidin)

Cukup lama menunggu waktu pengumuman dan cukup lama bersabar hingga 3 bulan lamanya siang malam doa selalu dipanjatkan agar dapat hasil yang memuaskan.

Segala aktivitas pekerjaan sudah mulai dilakukan dari mulai nyemprot lahan hingga menjadi buruh harian, pada tanggal 6 Agustus 2017 kalau tidak salah pada sore hari pukul 14.12 WIB saya dan bapak saya pulang dari mencari ikan dengan cara menjala di sungai.

Tak Lama sampai dirumah hp org tua saya pun berbunyi "kring kring kring" dan dijawab oleh orang tua saya

Bapak: Assalamualaikum siapa ini?

Orang Pemda: Waalaikumsalam, ini betul dengan Irawan?

Bapak saya: Ya. Ini orangtuanya Irawan. Ada apa, ya?

Orang Pemda: Selamat ya pak, Irawan lolos untuk mengikuti program beasiswa CSR 2017 oleh Pemda Bungo.

Bapak saya: Alhamdulillah betapa senangnya saya dan keluarga saya mendengar hasil kelulusan tersebut.

Semuanya ucapkan syukur selalu kami panjatkan kepada Allah SWT.

Awalnya tidak mengira bisa lolos mengikuti program ini pasalnya sudah beberapa bulan tidak ada pengumuman, alamat jadi pengangguran besar ini ucap dalam hati sebelum adanya pengumuman ini.

Tak Lama dari itu, saya dan keluarga datang untuk pergi ke pemda untuk serah terima beasiswa dari Perusahaan ke Pemda dan dilanjutkan Pemda ke kampus Instiper Yogyakarta.

Setelah penandatanganan MOU dilakukan kami 15 orang yang lulus satunya saya berangkat ke Jogja senang rasanya bisa melihat nyata pusat pendidikan yang ada di Indonesia yaitu kota pelajar Yogyakarta.

Sedikit bercerita tentang instiper Yogyakarta dimana instiper Yogyakarta ini kampus perkebunan kelapa sawit nomor 1 di Indonesia yang fokusnya dalam perkebunan kelapa sawit.

Mengikuti perkuliahan hingga lulus kurang lebih 3.8 tahun pendidikan yang ditempuh banyak suka duka yang dilewati banyak pemikiran yang harus dikerjakan mulai mengenang nasib yang dulu susah hingga bisa kuliah di jogjakarta.

Tidak ada sedikit niat atau pun mimpi bisa berkuliah seperti ini namun tidak ada yang mustahil bagi Allah SWT bagi hambanya jika mau berusaha dan berdoa

3.8 tahun saya berkuliah dan awal tahun di 2021 saya selesai melaksanakan kuliah strata 1 saya di Instiper Yogyakarta dan meraih predikat sangat baik.

Setelah itu singkat cerita saya melamar pekerjaan di beberapa perusahaan diluar beasiswa saya dikarenakan saya tidak di kontrak lagi dan saya mulai membuat siasat bagaimana bisa bekerja dan menjadi seorang Planters.

Alhamdulillah pada akhir 2021 saya sudah bekerja di salah satu perusahaan kelapa sawit yang ada di Kalimantan sebagai asisten di perkebunan kelapa sawit tidak terbayangkan bahwa anak petani Kelapa Sawit bisa menjadi seorang Planters di salah satu perkebunan kelapa sawit

Memang benar jikalau orang berkata buah tidak akan jauh jatuhnya dari pohonnya. Begitu pun seperti kata pepatah lama, jika orangtua penjual sarden minimal anaknya menjadi presiden, jika bapaknya jual ikan tri minimal anaknya jadi menteri.

Namun, hari ini pepatah baru mengatakan jika bapaknya petani kebun sawit minimal anaknya Planters di perkebunan kelapa sawit.

Tidak ada yang tidak mungkin sahabat sawit dan Planters di Indonesia jika kita punya niat dan usaha dan doa yang kuat apapun itu bisa kita lalui contohnya saya saja dari kecil hingga tamat SMA tidak pernah akan berpikir akan bekerja di perkebunan kelapa sawit

Atau menjadi Planters di perkebunan kelapa sawit. Namun dengan hal yang nyata seorang anak petani kelapa sawit didesa yang kecil bisa menjadi seorang Planters.

Ilustrasi: screenshot foto Facebook (Irawan Abidin)
Ilustrasi: screenshot foto Facebook (Irawan Abidin)

Itulah sedikit kisah nyata saya dalam perjalanan saya dari kecil sekolah hingga berkuliah dan bekerja sekarang crita ini saya ambil dari kisah nyata dan pengalaman saya yang pernah saya alami.

Mungkin jikalau ada salah kata ataupun pengucapan yang tidak sesuai saya minta maaf dengan sebesar-besarnya hanya ingin memberikan sedikit motivasi dan semangat kepada pemuda pemudi disana jangan pernah putus asa

Mungkin sekian cerita dari saya bagaimana menurut sahabat sawit dengan cerita saya silahkan bercerita dibawah dengan versi masing masing dari para sahabat sawit ataupun Planters Indonesia.

Irawan Abidin, 29 Agustus 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun