Mohon tunggu...
Iqlima Hatta Wardhani
Iqlima Hatta Wardhani Mohon Tunggu... Penulis - Halo, saya seorang perempuan 22 tahun yang suka menuliskan pemikiran saya di Instagram, Medium, dan blog pribadi, beberapa kali tergabung dalam project Nulis Bareng yang diadakan beberapa penerbit indie. Karya saya telah menjadi bagian dari 9 buku antologi bersama teman-teman dalam event.

Senang membaca buku dan konten terkait mental health dan pengembangan diri. Menyukai digital drawing, menulis puisi, dan hal-hal yang tenang dan teduh seperti hujan dan malam sunyi. Berharap suatu saat punya sebuah karya kecil berisi kumpulan puisi serta ilustrasi yang dibuat sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Paramita

30 September 2024   17:25 Diperbarui: 30 September 2024   17:34 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Paramita tampak diam sejenak, lalu dengan tersenyum dia bilang, "Lihat, ini aku sedang menulis blog. Aku rutin melakukannya, coba kamu perhatikan traffic pengunjungnya, sudah lumayan banyak, kan?"

Ternyata dia ramah, dengan lesung pipit dan jawabannya yang tak terkesan jual mahal namun tetap smart, kurasa aku sudah berada di ketertarikan level 3. Level 1 saat tahu dia anak kelas OSN, level 2 saat mengetahui buku-buku pinjamannya, level 3 saat dia punya blog dengan total pagewies 10.258.

Seperti bagaimanakah warna cinta? Apakah ia merah muda mewakili rekahannya? Atau kelabu mewakili pecahannya?

Kalimat ini pernah kubaca dalam novel Konspirasi Alam Semesta karya Fiersa Besari. Aku tidak tahu warna cinta apakah yang sedang kurasakan saat ini, di perpustakaan ini. Kurasa warnanya tak hanya merah muda dan kelabu. Mungkin lebih tepat jika kusebut warnanya seperti kuning yang menyala dan menghangatkan.

"Kalau kamu, di perpustakaan biasanya melakukan apa? Buku apa yang kamu suka?" Gadis yang namanya indah sekali itu, Paramita itu, tiba-tiba bertanya padaku yang sedang sibuk menebak-nebak warna cinta dalam hatiku. Aku gelagapan.

"Hm, em ... aku hanya suka mengelilingi perpustakaan, seperti orang bingung, aku tak yakin kalau aku punya buku bacaan favorit,"

"Hahaha, sungguh?" Kedua matanya menyipit, tertawa, "Coba sesekali kamu baca buku puisi karya Aan Mansyur, sepertinya akan menantang dan membuatmu percaya bahwa ada satu hal yang sangat indah di muka bumi ini,"

Aku agak bingung dengan pertanyaan dan cara Paramita menanyakannya, dan dengan gugup aku mengatakan, "Apa, cinta kah?"

Astaga mulutku!

"Tidak, bukan, satu hal itu adalah puisi. Kata Andrea Hirata dalam novel Ayah, puisi adalah salah satu temuan manusia yang paling indah. Kamu harus mencoba membacanya, sesuatu yang baru,"

"Tapi kamu sendiri, kulihat-lihat sering membaca Campbell, ya? Itu buku untuk belajar olimpiade biologi, kan? Kamu anak kelas OSN, kan?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun