Ini menjelaskan, hanya karena seseorang punya otoritas untuk memimpin, bukan berarti Ia orang yang pantas untuk diikuti (mengenai level kepemimpinan akan dibahas di tulisan-tulisan selanjutnya).
Ini juga berlaku untuk oknum pemimpin/pejabat publik yang kian hari kian banyak menunjukkan tabiat yang sama sekali tak menimbulkan rasa aman dan kepastian kepada masyarakat.Â
Sebaliknya, malah terus membuat gaduh dengan perilaku-perilaku yang tidak jujur, rakus, ingin menang sendiri, sembunyi dari masalah, dan tak memiliki empati sama sekali.
***
Artikel baru, setiap Rabu dan Sabtu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H