Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Guru - Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa, Kumpulan Para Pemalas. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Untuk Selamanya

15 September 2024   14:39 Diperbarui: 15 September 2024   14:40 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Takut apa?" tanyanya, suara Radit tersapu angin sepoi-sepoi yang menyelusuusup ke dalam hatiku.

"Takut jatuh cinta lagi," jawabku, nadaku getir. "Aku takut terluka, takut terperosok dalam rasa sakit  yang sama."

Dia meraih tanganku, jemarinya hangat di tengah dinginnya hujan, "Aku mengerti ketakutanmu," katanya pelan, "tapi aku mau kamu tahu, aku tidak akan menyakitimu. Aku ingin mencintaimu, menjaga, juga membahagiakanmu."

Untuk pertama kalinya dalam hidupku, ada seseorang yang benar-benar ingin memeluk hatiku yang rapuh ini, seseorang yang ingin mencintaiku tanpa syarat, tanpa pamrih. "Aku..." kataku, suaraku nyaris tak terdengar, "a... aku butuh waktu."

Radit tersenyum, nampak begitu tulus hingga menghangatkan dinginnya sore itu. "Aku akan menunggu," katanya. "Aku akan menunggu sampai kamu siap membuka hatimu sepenuhnya."

Dalam hening yang ditingkahi rintik hujan bersama suara kendaraan yang berlalu-lalang, kami diam. 

Dalam keheningan itu, ada sesuatu yang perlahan tumbuh di antara kami, sebuah benih cinta yang perlahan mengakar. 

Apakah mungkin cinta kembali hadir setelah berkali-kali patah hati? Aku tak tahu jawabannya, mungkin tak akan pernah tahu. Tapi satu hal yang pasti : aku ingin memberi kesempatan pada Radit. 

Aku ingin merasakan cinta yang selama ini kucari---cinta yang murni, tanpa bayang-bayang luka masa lalu. 

Cinta pertama setelah luka dan akan menjadi yang terakhir.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun