Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Guru - Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa, Kumpulan Para Pemalas. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Untuk Selamanya

15 September 2024   14:39 Diperbarui: 15 September 2024   14:40 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar oleh Min An dari pexel.com

Dia benar-benar menjiawai perannya sebagai dosen Filsafat, sangat pendiam hanya tersenyum.

Aku nekat. Suatu sore, aku memberanikan diri. Kutarik napas dalam-dalam lalu berkata, "Aku mau tahu lebih banyak tentang kamu."

Dia tersenyum, matanya berbinar. "Tentang apa?" tanyanya, suaranya lembut bagai bisikan angin di antara dedaunan.

"Semua tentang kamu," jawabku kikuk.

Dia terdiam sejenak, matanya merenungkan pertanyaan itu. "Aku senang menulis," balasnya, "aku menulis cerita, puisi, juga lagu. Aku menciptakan dunia baru, negeri yang penuh imajinasi yang sarat emosi."

Tiba-tiba jantungku berdebar kencang. Menulis? "Aku juga suka menulis,," kataku, "tapi, aku tidak pernah serius, aku takut dengan penilaian orang terhadap tulisanku."

Dia tersenyum, "Kenapa harus takut? Setiap orang punya ceritanya sendiri untuk diceritakan."

Kata-katanya meresap hingga ke relung terdalam, mengetuk lembut pintu hatiku, membungkus kami dalam keheningan, menciptakan ikatan yang tak kasat mata, sebuah simpul pemahaman yang tak perlu diucapkan, namun terasa sangat nyata. 

Bagai aliran sungai yang tenang, kata-kata mengalir begitu alami, membangun jembatan antar jiwa yang saling meraba dalam diam, menghubungkan rasa yang baru saja tumbuh dalam keheningan. 

Aku senang. Mungkin, aku telah menemukan seseorang yang bisa mengerti keinginanku, seseorang yang bisa membantuku menemukan kembali mimpi-mimpi yang telah lama aku lupakan. 

Mungkinkah ini cinta pertama yang kembali hadir setelah berkali-kali patah hati?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun