Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Guru - Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa, Kumpulan Para Pemalas. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ki Dasim

16 Agustus 2024   17:23 Diperbarui: 16 Agustus 2024   17:25 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar oleh pixabay

Dalam sapuan sinar rembulan jiwamu menggelinjang, menggelepar, matamu membelalak tajam bersama embun yang menyeruak masuk menembus celah-celah jendela, dinginnya menembus pelupuk matamu yang terngiang-ngiang seonggok hati yang ternganga, berlumuran darah dan juga nanah. 

Hidupnya penuh dengan duri yang menyusup tajam kedalam pori-pori disekujur tubuhnya, duri itu tidak nampak, namun sangat pedih. Semua itu karena ulah Katmijo.

Dia seorang gadis desa yang anggun, lembut, tinggi semampai, sayangnya dia tidak tergolong kedalam ketegori kembang desa. Katmijo pemuda di desa Bulak Rubuh yang mengagumi Suminah sejak dia masih ingusan selalu mengejarnya.

Suminah tidak pernah terganggu dengan kegigihan Katmijo yang selalu mengejarnya setiap waktu, hingga hari itu tiba.

Entah dari mana datangnya angin cinta yang membuat Winarno memberanikan dirinya melamar Suminah, dan entah mengapa Suminah melupakan semua jerih payah Katmijo yang berusaha mendapatkan hatinya sejak dia masih ingusan.

Mendegar kabar Winarno baru saja pulang dari rumah Sumiah, membuat hati Katmijo terbakar api cemburu. Dia tidak mau kalah barang selangkah dari Winarno, dia segera memboyong orang tuanya pergi pergi melamar Suminah. 

Katmijo pulang dari rumah Suminah dengan perasaan kecewa, Suminah sudah memilih laki-laki lain. Katmijo sakit hati.

***

Aku tidak tahu di mana, sore itu sepulang mencuci dan membersihkan diri di kali aku bertemu seorang laki-laki, dia menyebut namanya Dasim. Aku tidak mengerti kenapa aku tidak menolak ketika dia mengajakku pergi bersamanya, bahkan aku saja tidak tahu dia akan mengajakku kemana.

Persis seperti kerbau yang dicucuk hidungnya, dia menarik tangannku. Aku tidak menolak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun