Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Guru - Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa, Kumpulan Para Pemalas. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dear Semesta, Aku Rindu Senyumnya!

21 Juni 2024   11:01 Diperbarui: 21 Juni 2024   11:03 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar oleh Anastasia Shuraeva dari pexel.com

Saat Anna mendekat, dia melihat Joshua sedang sibuk memeriksa batang-batang lavender yang tampak sehat dan kuat. Suara langkah kaki Anna menarik perhatian Joshua, dan dia menoleh dengan senyum hangat yang selalu membuat hati Anna berdebar. Namun, kali ini, ada kesedihan dalam mata Anna yang tidak bisa disembunyikan.

"Joshua," Anna memulai dengan suara yang nyaris berbisik, "aku harus pergi."

Joshua terdiam sejenak, memandangi Anna dengan tatapan penuh tanya. "Kenapa? Ada apa, Anna?"

Anna menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan perasaannya yang bergejolak hebat. "Aku... menerima panggilan pekerjaan di kota lain. Ini adalah kesempatan yang sudah lama aku tunggu, tapi... aku bingung, karena aku harus meninggalkan ladang ini. Meninggalkanmu."

Mata Joshua melembut. Dia meletakkan alat berkebunnya perlahan mendekati Anna, menggenggam tangannya dengan lembut. "Anna, aku ngerti. Hidup ini penuh dengan perubahan, dan kadang kita harus berhadapan dengan pilihan yang sulit. Ladang lavender ini akan selalu ada di sini, dan begitu juga kenangan kita."

Air mata mulai mengalir di pipi Anna. "Aku tidak ingin pergi, Joshua. Aku mencintaimu dan ladang ini. Tapi aku juga tidak mau kehilangan kesempatan ini."

Joshua menatap mata Anna lalu mengusap air mata Anna menggunakan jari-jarinya. "Anna, aku mencintaimu. Jika memang keputusan ini yang harus kamu ambil, aku akan terus mendukungmu. Jangan pernah meragukan perasaan kita hanya karena jarak. Lavender akan terus tumbuh di sini, sama seperti cinta kita yang akan terus hidup meski terpisah oleh jarak."

Mereka berdiri di sana, dalam keheningan yang penuh makna, merasakan kehangatan satu sama lain untuk terakhir kalinya sebelum perpisahan. Anna tahu bahwa keputusannya tidak mudah, tapi dukungan Joshua memberikan kekuatan yang dia butuhkan.

Beberapa hari kemudian, di pagi yang cerah, Anna berangkat meninggalkan Provence. Dia menoleh sekali lagi ke arah ladang lavender yang memukau, tempat di mana dia menemukan cinta dan kebahagiaan. Di sana, di antara hamparan bunga ungu, berdiri Joshua, melambaikan tangan dengan senyuman yang menguatkan.

Dengan air mata yang tertahan, Anna melangkah maju, membawa kenangan serta cinta Joshua di dalam hatinya. Dia tahu bahwa meski terpisah oleh jarak, cinta mereka akan tetap bertahan, seperti lavender yang terus mekar setiap musim, penuh keindahan dan keabadian.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun