Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Guru - Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa, Kumpulan Para Pemalas. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dear Semesta, Aku Rindu Senyumnya!

21 Juni 2024   11:01 Diperbarui: 21 Juni 2024   11:03 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar oleh Anastasia Shuraeva dari pexel.com

"Hallo, Ibu Grace..." balas Anna sambil melambaikan tangannya.

"Senyummu indah sekali, kamu sedang jatuh cinta, Anna?"

Anna tidak menjawab pertanyaan itu, dia hanya menatap Ibu Gracce. Laki-laki yang telah membuat Anna jatuh cinta itu Joshua, dia bekerja di ladang, Joshua merawat kelopak-kelopak muda berwarna ungu itu dengan penuh kasih sayang, diberikannya pengetahuan yang luas agar Lavender yang berbaris indah itu dapat membuat dunia terkagum dengan keindahan dan pesonanya.

Anna pertama kali melihat Joshua saat dia tengah sibuk di ladang, dengan tangannya yang cekatan dan matanya yang penuh perhatian. Anna mengamati dengan takjub bagaimana Joshua dengan lembut namun tegas mengajarkan kelopak-kelopak lavender muda cara bertahan menghadapi perubahan iklim. Dia tidak hanya berbicara kepada tanaman-tanaman itu, tetapi juga memberi mereka perawatan dengan penuh kasih sayang.

Pada suatu pagi yang cerah, Anna mendekati Joshua yang sedang memeriksa batang-batang lavender yang tampak layu. Tanpa ragu, Anna bertanya, "Bagaimana kamu bisa tahu apa yang tanaman ini butuhkan?"

Joshua menoleh lalu tersenyum, senyum yang menghangatkan hati Anna. "Setiap tanaman punya caranya sendiri untuk bertahan," jawabnya. "Aku hanya membantu kelopak-kelopak muda ini menemukan kekuatan. Ulat beluncas sangat suka sekali memakan batang Lavender, tapi dengan perhatian dan perawatan yang tepat, lavender-lavender ini bisa bertahan dan tumbuh kembali menjadi lebih kuat."

Hari-hari berlalu, dan Anna semakin sering berada di ladang, membantu Joshua merawat lavender-lavender muda itu. Mereka bekerja bersama di bawah sinar matahari Provence yang hangat, berbagi cerita serta tawa di antara barisan bunga ungu yang harum. Joshua mengajarkan Anna banyak hal tentang alam, tentang bagaimana setiap tanaman punya caranya sendiri untuk beradaptasi dan bertahan.

Anna terpesona bukan hanya oleh pengetahuan Joshua, tetapi juga oleh caranya melihat dunia. Baginya, kehidupan adalah tentang keseimbangan, tentang memberi dan menerima, tentang merawat dengan penuh cinta. Dia mengajarkan Anna untuk melihat keindahan dalam setiap tantangan, untuk menemukan kekuatan dalam setiap kelembutan.

Sore itu, saat matahari mulai terbenam, Anna dan Joshua duduk di tepi ladang, menikmati pemandangan yang menakjubkan. Angin membawa aroma lavender yang menyegarkan, dan mereka berdua terdiam, menikmati momen yang menenangkan. Anna merasakan hatinya penuh dengan perasaan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya meskipun ada gelisah menyelinap di hatinya.

***

ANNA merasakan kegelisahan yang tak bisa diabaikan. Matahari pagi baru saja mulai menyinari hamparan bunga ungu, namun ada awan kelabu yang menggantung di hatinya. Dia tahu bahwa waktunya bersama Joshua akan segera berakhir. Dengan langkah berat, Anna berjalan menuju tempat di mana Joshua biasanya bekerja, merawat lavender-lavender dengan penuh cinta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun