"Marlini?" panggil Padri, suaranya tercekat.
Marlini menatap Padri tajam, sepertinya ada sedikit dendam yang membara di retina mata Marlini.
***
Padri masih termenung memandangi awan-awan yang kelabu, dia membakar rokok kreteknya, lalu dihisapnya dalam-dalam.
"Tuhan mengapa kau kirim mereka?" ucap Padri lirih.
Mereka berdua belum menikah, dan mereka berdua semakin dekat dengan Padri setelah perjumpaan itu.
-Tamat-
Iqbal Muchtar   Â
  Â
Terisnpirasi dari tulisan pak Budi Susilo yang berjudul Mencintai Kulkas Dua Pintu.