Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Guru - Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa, Kumpulan Para Pemalas. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Iblis Dua Pintu

4 Juni 2024   17:03 Diperbarui: 14 Juni 2024   20:41 655
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: dream.co.id

Namun, Padri selalu menentang alasan Nurbaiti, menurut Padri, kalau memang sudah takdir, bayi itu akan besar dan tumbuh di rahim Nurbaiti juga, mengapa harus dipermasalahkan proses awalnya?

Mereka selalu berselisih, semakin lama pernikahan mereka semakin menemukan titik jenuh, satu dengan yang lain sudah tidak lagi menemukan kebahagian. Mereka pernah hampir bercerai tapi, adik ipar Padri, Zul, membujuk Padri agar sedikit bersabar menghadapi ujian ini.

Sementara, kesibukan Padri dengan usahanya yang semakin maju membuat waktu perjumpaan antara Padri dengan Nurbaiti yang semakin jauh. Padri sering pergi ke luar kota untuk rapat dengan klien, sementara Nurbaiti hanya di rumah saja, dia bukan seorang wanita yang mempunyai mimpi besar, mimpinya hanya ingin membangun keluarga yang bahagia bersama pasangan hidupnya.

***

Sumber gambar: dream.co.id
Sumber gambar: dream.co.id

"Padri?" panggil Yusi. Dia terkjut, karena laki-laki pemilik Pad Entreprise perusahaan yang bergerak dibidang konsultan Advertising adalah Padri. Pad Enterprise perusahaan yang sangat terkenal, karena desain-desainnya yang sangat artistik dan tajam, dengan harga yang sangat terjangkau serta menawarkan solusi tekhnik yang dapat diandalkan.

"Yusi?" Mata Padri membelalak, dia benar-benar terkejut melihat perubahan pada diri Yusi yang semakin terlihat seperti wanita dewasa yang anggun, Yusi adalah Direktur Pemasaran di perusahaan itu.

Dalam sekejap lensa mata mereka menangkap kenangan indah yang pernah mereka lalui bersama dulu di waktu kuliah, ketika saling beradu pandangan bola mata mereka berdua tidak berkedip dalam beberapa saat.

"Bu Yusi udah kenal sama Pak Padri?" tanya Mela sekertaris Yusi yang membuyarkan lamunan yang terasa panjang meskipun hanya sekejap.

"Ee... iya, kami dulu pernah satu kampus," ucap Yusi gugup sambil tergesa-gesa menarik bangku di ruang rapat.

Perjumpaan yang tidak diharapkan oleh Padri dan Yusi belum berakhir hari itu, beberapa menit setelah kejadian canggung di ruang rapat itu, Marlini masuk secara tiba-tiba membawa Laptop yang masih terbuka dengan tampilan layar beberapa desain yang pernah Padri kirim beberpa hari yang lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun