"Saya punya kenalan di sini. Saya sering membawa tamu-tamu yang wisata ke hotel ini, jadi saya kenal dengan pemiliknya. Saya minta pada resepsionis itu, agar memberikan kamar terbaik untuk Anda."
"Wow, Anda hebat sekali," ucapku kagum, ia sungguh sangat perhatian padaku.
"Tidak, saya hanya ingin membuat Anda nyaman di sini," balasnya rendah hati, sorot matanya terlihat senang.
"Terima kasih, saya sangat menghargai usaha Anda," kataku tulus.
"Sama-sama, saya senang bisa membuat Anda senang," ucapnya dengan nada yang hangat.
Aku menatap matanya yang berwarna cokelat, pupil itu indah itu bersinar, bibirnya yang menawan tersenyum, perlahan sesuatu yang aneh berdesir kencang di hatiku, degup jantungku tak karuan. Aku merasakan sesuatu yang belum pernah aku rasakan sebelumnya.
Apa ini?
"Ting" Notifikasi dari ponselku membuyarkan segala sensasi indah itu. Segera kubuka sebuah pesan yang meluncur masuk ke dalam surat elektronik.
"Dika?" ucapku berbisik ketika melihat pengirimnya, segera kubuka isi surat elektronik itu. "Undangan pernikahan Radit dan Dina."
-Tamat-
Iqbal Muchtar