Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Guru - Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa, Kumpulan Para Pemalas. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Restoran Masakan Padang, Minang Sepakat

18 Oktober 2023   08:08 Diperbarui: 18 Oktober 2023   08:30 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku tidak menyerah, kupacu sepedaku menuju apartemen untuk menemuinya secara langsung, segera kuketuk pintu apartemennya dengan keras, sampai dia akhirnya membukanya dengan wajah yang kesal.

“Mau apa lagi?” tanyanya dengan nada kesal.

“Aku mau kita balikan.” Aku memandangnya dengan tatapan penuh harap.

“Terima kasih,” Ia menutup pintu, segera kutahan pintu itu.

“Maaf… tolong maafkan aku,” kataku memohon,

“Lepas Hardi,” teriaknya, ia ingin aku melepas pintu yang aku tahan.

Aku menyesali semua perbuatanku, atas semua kesalahan yang telah kubuat. “Aku masih mencintaimu Hayati,” teriakku di balik pintu. Aku masih mencintainya, dan aku ingin kembali bersamanya.

Aku juga menjelaskan bahwa aku sudah berdamai dengan keluargaku, aku siap untuk mengenalkannya kepada mereka. Hayati mendengarkan kata-kataku dengan ekspresi bimbang.

“Aku masih marah dan sakit hati padamu,” teriaknya, ia melepas pintu itu, kemudian berjalan menjauhinya, ia membiarkan pintu itu terbuka. “Aku tidak yakin … aku tidak yakin aku bisa mempercayaimu lagi.” Perlahan-lahan matanya basah.

“Aku akan selalu ada untukmu Hayati, mulai hari ini, aku ingin memperbaiki semuanya,” bujukku, aku ingin Hayati mengerti perasaanku.

“Kemarin ayahku meneleponku, ia ingin aku segera menyelesaikan kuliahku dan kembali ke Padang.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun