Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Guru - Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa, Kumpulan Para Pemalas. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Aku Hanya Anak Jalanan

13 Oktober 2023   08:08 Diperbarui: 13 Oktober 2023   08:17 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku tidak pernah tahu namaku yang sebenarnya juga dari mana asalku. Aku hanya tahu bahwa aku hidup di jalanan sejak kecil, tanpa orang tua atau keluarga. Aku tidak pernah ingat wajah mereka seperti apa yang aku tahu aku harus berjuang untuk bertahan hidup, mencari makanan dengan cara meminta-minta atau mengamen, menghindari preman dan juga petugas keamanan yang selalu mengejarku, aku harus berlindung di bawah jembatan atau lorong gelap ketika matahari telah lelah bersinar.

Tapi aku senang, karena aku tidak sendirian. Aku punya teman-teman yang juga sama sepertiku, mereka anak-anak jalanan, hanya berbeda kisah awalnya saja, mereka tahu keluarga mereka, sementara aku tidak tahu siapa keluargaku. Kami saling membantu dan melindungi satu sama lain. Aku selalu berbagi apa yang aku dapatkan dengan mereka, baik itu roti basi, nasi sisa, atau kaos robek. Aku tahu rasanya lapar, menggigil kedingin, jadi aku tidak mau mereka merasakannya juga.

***

Siang itu ketika aku sedang dalam perjalanan pulang menuju kolong jembatan setelah mengamen di pinggir jalan, aku melihat seorang wanita tua yang tertabrak, mobil yang menabrak wanita tua itu kabur, ia tidak bertangung jawab atas tindakannya.

Aku segera berlari ke arahnya seketika, aku melihat darah mengucur deras dari kepalanya. Aku mencoba menolongnya, memanggil bantuan, dan juga berusaha menenangkannya. Aku tidak tahu mengapa aku melakukan itu, mungkin karena aku merasa kasihan padanya.

Wanita tua itu membuka matanya, ia menatapku lemah lalu tersenyum, dan berkata , "Terima kasih, Nak. Kamu sangat baik hati." katanya dengan suara yang parau. "Kamu mirip sekali dengan cucuku yang hilang." lanjutnya.

Aku bingung mendengar perkataannya. Aku tidak tahu siapa cucunya, wanita tua ini baru sekali ini aku lihat, apakah aku benar-benar mirip dengan cucunya. Aku hanya menggelengkan kepala, dan berkata, "Sama-sama, bu. Tunggu disini saya mau panggil bantuan." ucapku segera, jalanan ini memang sepi saat siang seperti ini.

Tiba-tiba, sebuah mobil mewah berhenti di dekat kami. Seorang pria turun dari mobil itu, dan berteriak, "Nenek! Apa yang terjadi? Siapa anak ini?" teriak pria itu cemas.

Aku kaget melihat pria itu. Dia tampak seperti orang kaya yang memiliki kekuasaan, ia juga terlihat sangat angkuh. Aku takut dia akan marah padaku, atau menuduhku sebagai penyebab kecelakaan itu.

Tapi wanita tua itu berkata dengan lembut, "Dia adalah penyelamatku, Nak. Dia menolongku ketika aku tertabrak mobil. Dia sangat baik hati." balas wanita tua itu kepada pria yang menakutkan itu.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun