Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Guru - Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa, Kumpulan Para Pemalas. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Lubang di Balik Lukisan

28 September 2023   08:07 Diperbarui: 28 September 2023   08:10 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar oleh Tiana dari pexel.com

"Suka? Saya sangat suka! Ini kosan impian saya!" jawabku sambil berteriak.

"Bagus, saya sangat senang mendengarnya. Saya sudah lama mencari penyewa untuk kamar kos ini. Tapi tidak ada yang berminat. Mungkin karena harganya terlalu mahal." Pak Hartono berjalan menuju jendela yang besar, ia membukanya, udara senja yang berhembus melalui taman yang persis berada dibawah jendela kamar itu sangat sejuk, meskipun Jakarta kota yang penuh dengan polusi.

"Mahal? Berapa harganya?" tanyaku penasaran.

"Biaya sewanya 2 juta rupiah per bulan." Pak Hartono menatapku tajam.

Aku tidak percaya dengan apa yang baru saja aku dengar. Itu murah menurutku, bagaimana mungkin kamar sebagus ini hanya 2 juta per bulan, aku curiga namun aku butuh kamar ini.

"2 juta? Apakah ada biaya tambahan atau syarat khusus?" Pak Hartono kuhujani dengan pertanyaan beruntun.

"Tidak ..., tidak ada biaya tambahan atau syarat khusus. Harga itu sudah termasuk listrik, air, internet, dan keamanan. Saya hanya ingin apartemen ini tidak kosong dan terawat." Pak Hartono berusaha membuatku tidak kecewa dengan harga yang baru saja ia katakana.

Aku merasa ada yang aneh dengan penawaran itu. Tapi aku tidak mau melewatkan kesempatan emas ini.

"Saya mau! Saya mau menyewa kamar ini!" ujarku dengan penuh keyakinan.

"Baiklah, kalau begitu kita bisa langsung membuat perjanjian sewa-menyewanya sekarang. Saya sudah menyiapkan kontraknya, ada di bawah, di mobil saya ... Anda bisa tunggu di sini." Wajah pak Hartono terlihat sangat senang sekali.

Pak Hartono segera turun ke bawah, aku masih berkeliling di kamar itu, aku sangat senang sekali hari ini, aku lihat pak Hartono sudah berada di depan pintu ia mengeluarkan sebuah dokumen dari tasnya dan memberikannya kepadaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun