Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Guru - Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa, Kumpulan Para Pemalas. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Cintaku Tertambat dengan Tukang Minyak Tanah Keliling

18 September 2023   17:55 Diperbarui: 18 September 2023   18:38 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Jangan begitu, Rani. Jangan tinggalkan aku begitu saja. Aku masih sayang padamu. Aku masih butuh kamu.

"Sudahlah, Tan Kian Lie. Jangan pura-pura sayang padaku lagi. Jangan pura-pura butuh aku lagi. Kamu sudah punya istri dan anak yang mencintaimu dan membutuhkanmu lebih dari aku. Kamu harus bersyukur atas apa yang kamu miliki."

"Tapi, Rani... ."

"Sudah cukup, Tan Kian Lie. Sudah selesai semua antara kita. Selamat tinggal." Aku pergi meninggalkannya sendiri di ruangan itu.

***

Setelah kejadian itu, aku memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaanku sebagai sekretaris Tan Kian Lie. Aku tidak tahan melihat wajah pria yang telah menghancurkan hatiku itu lagi. Aku juga tidak mau menjadi bahan gosip dan ejekan dari rekan-rekan kerjaku yang tahu tentang hubungan gelapku dengan bosku.

Aku kembali ke rumah orang tuaku di desa. Aku merasa malu dan bersalah kepada orang tuaku, yang telah berharap banyak dariku. Aku telah mengecewakan mereka. Aku juga merasa tidak punya masa depan lagi.

Aku mencoba untuk melupakan Tan Kian Lie dan semua kenangan buruk tentang dia. Aku mencoba untuk menjalani hidup baru yang sederhana dan tenang di kampung. Aku membantu ibuku berjualan sayur di pasar, dan membantu ayahku mengurus sawah.

Ketika aku sedang berada di pasar membantu ibuku, aku bertemu dengan seorang pemuda yang sangat sederhana. Pemuda itu bernama Radit. Dia adalah seorang pedagang minyak keliling, yang menjual minyak tanah dengan menggunakan gerobak dorong. Pemuda itu memiliki wajah yang tidak terlalu tampan, tubuhnya juga tidak tegap, namun senyumnya manis. Pemuda itu juga memiliki hati yang baik, sopan, dan ramah.

Radit tertarik padaku sejak pertama kali melihatku. Dia merasa ada sesuatu yang istimewa padaku. Dia merasa ada aura yang menarik pada diriku. Dia ingin mengenalku lebih dekat.

Radit pun mulai mendekatiku dengan cara yang halus dan santun. Dia sering membeli sayur dari ibuku, dan memberikan minyak tanah gratis kepada ayahku. Dia juga sering menyapa dan mengobrol denganku, bercanda dan tertawa bersamaku. Dia juga sering memberikan hadiah-hadiah sederhana kepadaku, seperti bunga kenanga, buku TTS, atau kue cucur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun