"Dan Anda jatuh cinta padanya?"
Tuan Edward mengangguk.
"Ya, saya jatuh cinta padanya. Saya tidak bisa menolak pesona dan keceriaannya. Saya merasa hidup saya menjadi lebih berwarna dan berarti bersamanya. Saya lupa bahwa saya sudah bertunangan dengan Lady Catherine, yang ternyata sangat dingin dan angkuh. Saya tidak peduli dengan apa yang akan dikatakan orang-orang tentang saya dengan Lady Catherine. Saya hanya ingin bersama Rose." ujar Tuan Edward.
"Lalu apa yang Anda lakukan?" tanyaku dengan penasaran.
"Saya mulai menjalin hubungan rahasia dengan Rose. Kami sering bertemu diam-diam di taman, di perpustakaan, atau di Lorong rumah rumah Tuan Duke. Kami berciuman, berpelukan, dan berbisik kata-kata cinta. Kami bahkan berencana untuk melarikan diri bersama, setelah saya membatalkan pernikahan saya dengan Lady Catherine." Tuan Edward menjelaskannya dengan sangat detail.
"Tetapi Anda tidak melakukannya?"
"Tidak, saya tidak melakukannya. Karena ada sesuatu yang menghalangi rencana kami."
"Apa itu?"
Tuan Edward menarik napas dalam-dalam dan melanjutkan ceritanya.
"Suatu malam, ketika kami sedang bersama di kamar Rose, kami mendengar suara langkah kaki di luar pintu. Kami kaget dan segera berpisah. Kami berpikir bahwa itu adalah Tuan Duke atau Lady Catherine yang mencurigai kami. Tetapi ternyata, itu adalah James, sopir pribadi saya." Tuan Edward memaparkan kejadian malam itu.
"James? Sopir Anda?" aku terkejut.