Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Guru - Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa, Kumpulan Para Pemalas. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mencari Cahaya Melalui Ranting Kecil dari Dahan yang Patah

16 Agustus 2023   10:00 Diperbarui: 16 Agustus 2023   10:03 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar oleh Admiral General dari pexel.com

"Nala... apapun keinginanmu aku akan selalu mendukungmu."

"Aku dulu begitu terobsesi menjelajahi tempat-tempat baru, mengalami hal-hal yang berbeda. Tapi sekarang, ada perasaan hampa dalam jiwaku. Aku juga merasa jenuh dengan tekanan untuk selalu memiliki cerita-cerita menarik untuk diceritakan melalui foto-fotoku. Seperti aku harus selalu berada di tempat-tempat yang spektakuler."

"Mungkin kamu perlu istirahat." Jawab Radit sambil merangkulku dan merebahkan kepalau dipundaknya.

"Bukan, bukan istirahat Radit." Balasku segera.

"Lantas, apa?"

"Keluarga, sebuah keluarga yang utuh, kamu, aku dan anak-anak kita." Aku mengangkat kepalaku dari bahunya, "Kita menetap di satu tempat, jauh dari kebisingan kota, mungkin di desa atau mungkin di hutan, kemana saja kamu bawa aku pergi, aku ikut dan juga anak-anak kita" Lanjutku.

"Tujuh tahun sudah kita menikah, selama itu pula semua tempat-tempat yang mengagumkan sudah kita jelajahi, mungkin sudah saatnya kita bertualang dengan cara yang baru, bertualang dengan keluarga kecil kita, anak-anak kita, aku setuju denganmu Nala, sudah saatnya kita pulang ke rumah" Ujar Radit.

"Terima kasih Radit" Aku memeluknya, "Aku mencintaimu dari ketinggian 300 meter di atas permukaan laut." Aku menatapnya dengan penuh rasa cinta yang sangat dalam, kata cinta yang kami ciptakan bersama, diatas ketinggian itu kami mengucap janji bersama.

"Aku mencintaimu dari kedalamam 300 meter di bawah permukaan air laut" Balasnya.

Kami duduk di sana, bercakap-cakap tentang petualangan kami, serta rencana di masa depan, dan juga banyak hal-hal yang telah kami pelajari dari perjalanan ini. Petualangan ini memang memiliki beberapa tantangan, baik yang fisik maupun dalam hal komunikasi, namun itulah yang membuatnya begitu berharga. Petualangan berikutnya adalah keluarga kecilku.

Sore hari mulai menjelang, dan aku memutuskan untuk kembali pulang. Meskipun perjalanan ini berakhir, aku merasa telah mendapatkan begitu banyak hal. Aku merasa lebih terhubung dengan alam, dan juga suamiku Radit, aku menjadi lebih terinspirasi untuk mengejar impian, dan lebih bersyukur atas setiap momen yang diberikan kepadaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun