Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Guru - Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa, Kumpulan Para Pemalas. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mencari Cahaya Melalui Ranting Kecil dari Dahan yang Patah

16 Agustus 2023   10:00 Diperbarui: 16 Agustus 2023   10:03 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar oleh Admiral General dari pexel.com

Namun, profesi ini juga mengajarkan aku bahwa petualangan tidak selalu berjalan mulus. Aku harus bersiap menghadapi tantangan cuaca yang tak terduga, peralatan yang bermasalah, dan medan yang menantang. Tapi inilah yang membuat setiap perjalanan menjadi pengalaman yang berharga dan berkesan.

"Radit... Lihat!" teriakku. Saat matahari merayap ke atas cakrawala, aku merasa kagum oleh perubahan warna langit yang lembut. Aku sibuk mengatur setelan kamera, mencoba menangkap keindahan itu dengan akurat. Ketika sinar matahari pertama kali menyentuh bumi, aku merasakan keajaiban yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Aku berusaha untuk mengambil gambar yang bisa menghantarkan orang lain ke tempat yang sama dalam pikiran mereka.

"Kamu akan foto?" Tanya Radit.

"Tentu saja! Aku ingin menangkap momen ini dengan sempurna." Jawabku.

"Tapi cahayanya begitu kontras, apakah tidak kesulitan mengatur setelan kameranya?" Tanya Radit.

"Iya, kamu benar Dit. Tapi itulah yang membuatnya menarik. Aku akan mencoba mengatur tingkat kecerahan cahaya agar warna langit dan cahaya matahari terlihat seimbang." Ujarku ketika aku sedang sibuk mengatur kameraku.

"Sepertinya cukup rumit."

"Memang agak rumit, tapi aku menikmatinya. Ini seperti menciptakan lukisan hidup dengan bantuan kamera."

"Setiap kali aku melihat matahari dalam situasi seperti ini aku selalu merasa terkagum-kagum dengan keindahan alam seperti ini, sebuah momen yang sangat indah sekali." Ia menatap matahari yang bersinar itu dengan penuh rasa kagum, aku melihat tatapan mata kekaguman yang membuatku semakin cinta padamu.

Setelah puas bermain dengan kamera, kumasukan kamera itu kedalam ranselku, aku bersiap untuk melanjutkan perjalananku, namun ada satu hal mengganjal di hatiku, aku ingin membicarakannya, namun aku masih menanti waktu yang tepat.

"Radit..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun