Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Guru - Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa, Kumpulan Para Pemalas. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Vandalisme di Hatimu

28 Juli 2023   10:00 Diperbarui: 28 Juli 2023   10:12 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tahu gak... apa yang paling menarik dari seni jalanan?" tanya wanita itu, menbuyarkan pikiranku dari khayalanku tentang hujan.

"Apa?" jawabku, tertarik pada pembicaraannya.

"Ia menyampaikan pesan di balik hujan yang turun. Meskipun hujan bisa membuat jalanan terlihat suram, tapi lukisan-lukisan itu, gambar-gambar itu hadir untuk mengingatkan kita bahwa ada keindahan di tengah kegelapan. Pesan optimisme yang datang dari para seniman jalanan, seperti kau yang menulis artikel ini, memberi harapan pada orang-orang bahwa ada cahaya di ujung terowongan"

Aku terkejut dengan konsep berfikirnya yang unik, ia menghubungkan seni jalanan dengan situasi yang sedang kualami. Dia benar, aku harus mencari inspirasi dari segala situasi, bahkan dari hujan ini.

"Sebenarnya aku seorang seniman jalanan" ucapnya perlahan sambil tersenyum.

"Eh..." jawabku dengan perasaan terkejut dan juga kagum, bagaimana mungkin seorang wanita cantik seperti dia adalah seorang seniman jalanan, mereka yang selalu di labeli sebagai pembuat masalah.

Ia melajutkan ceritanya sebagai seniman, aku mendengarkan kisah-kisah menariknya sebagai seorang seniman jalanan dengan penuh antusias. Cerita-ceritanya mengungkapkan bagaimana ia menemukan identitasnya sebagai seniman jalanan dan juga tentang bagaimana setiap karyanya mencerminkan pengalaman hidupnya sendiri. Dalam setiap goresan cat dan garis yang ia buat di tembok kota, ia berhasil menyampaikan pesan-pesan tentang kehidupan, perjuangan, dan kebahagiaan yang begitu dalam dan juga memukau.

Dalam sekejap, pandanganku tentang seni jalanan mengalami transformasi, seni itu tak lagi hanya dilihat sebagai coretan di tembok yang kadang-kadang dianggap vandalisme, tapi sebagai medium ekspresi yang kuat yang mampu menggerakkan perasaan dan menyentuh jiwa orang banyak. Aku menyadari bahwa seni jalanan bukan hanya tentang menciptakan karya di ruang publik, tapi juga tentang berbicara dan berinteraksi dengan masyarakat melalui karya-karya yang ia hasilkan.

Percakapan kami berlanjut dan semakin dalam, mengalir deras seperti hujan yang turun di luar. Dari percakapan itu, aku menemukan kehangatan baru dalam menulis, inspirasi baru yang datang dari seorang seniman yang menyembunyikan identitasnya di balik goresan catnya.

Percakapan ini tidak hanya menginspirasi artikelku tentang seni jalanan, tetapi juga membuka pintu baru bagi kolaborasi dan eksplorasi lebih lanjut dalam dunia seni. Aku menyadari bahwa dalam setiap sudut kota, terdapat kisah-kisah menarik yang bisa diangkat melalui seni jalanan. Dan mungkin, suatu hari nanti, aku juga bisa menorehkan jejakku di tembok-tembok kota ini, menyampaikan pesan-pesan dan cerita-cerita yang ingin aku bagi dengan dunia.

"artikel ini terbit besok pagi" kataku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun