"Lexi..." Malachi memanggil namaku ketika aku akan pergi meninggalkan kota itu.
"aku akan singgah, aku akan mengunjungimu" aku menoleh sambil berlalu menuju pintu yang berada di ujung taman itu.
"kamu melupakan satu hal Lexi..." ia berteriak dari kejauhan.
"ya... nanti akan ku ambil" jawabku santai sambil membuka pintu itu.
"ketulusan..." suaranya berubah, persis seperti pertama kali aku bertemu dengannya dipertempuran saat itu, aku menoleh kebelakang, ia berubah wujud menjadi penguasa kegelapan yang lebih besar.
"tidak... tidak..." kekuatan gaib mendorongku keluar dari pintu dan mengunci pintu itu. Pintu itu lenyap.
Aku merenung dalam perjalanan pulang menuju rumah, ketulusan, ya, ketulusan, aku tidak tulus menolong Malachi, aku menyesal, seharusnya aku tulus menolongnya.
"cinta dan kasih sayang yang tulus" batinku berteriak.
-TAMAT-
Iqbal Muchtar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H