Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Guru - Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa, Kumpulan Para Pemalas. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Di Balik Tembok Biru

26 Juli 2023   10:00 Diperbarui: 26 Juli 2023   10:06 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu hari, ketika kami duduk di bawah pohon besar, aku bertanya, "Gwen, apa yang ada di ujung taman itu? Apakah kamu pernah pergi kesana?"

Wajah Gwen tampak serius, "Aku belum pernah pergi kesana. Pintu itu terkunci, dan aku tidak pernah menemukan kunci yang cocok."

Tantangan itu terdengar menggoda. Aku merasa harus mencoba. Bersama-sama, kami mencari kunci yang tepat untuk membuka pintu di ujung taman. Pencarian itu membawa kami menjelajahi sudut-sudut tersembunyi yang belum pernah kami ketahui sebelumnya.

Tiba-tiba, di balik semak-semak, kami menemukan kunci kecil berkilauan. Ini adalah kunci yang kami cari selama ini. Dengan hati berdebar, aku mencoba membuka pintu itu. Dan... pintu itu terbuka!

Di balik pintu itu, ada dunia yang sangat berbeda dari taman yang indah. Kami menemukan kota tua yang sudah tidak berpenghuni lagi. Bangunan-bangunan retak serta reruntuhan-reruntuhan dari bangunan tua memberikan kesan kehidupan yang dulu pernah ada di sana.

Saat kami menjelajahi kota tersebut, kami menemukan catatan yang menuliskan bahwa kota ini pernah menjadi tempat pertemuan dan perdagangan para penyihir dan makhluk-makhluk magis dari seluruh penjuru dunia. Tetapi, ada satu kejadian tragis yang menyebabkan kota ini ditinggalkan dan dilupakan selama bertahun-tahun.

Kami terus menyelidiki melalui catatan yang kami temukan, ternyata kunci untuk menghidupkan kembali kota itu terletak di taman rahasia yang aku temukan sebelumnya. Kini, misi kami adalah mengembalikan keajaiban dan kehidupan ke kota tua itu.

Namun, ketika kami berusaha menghidupkan kembali kota tua itu, kami menemui rintangan yang sangat tidak terduga. Ada sebuah kekuatan gelap yang mencoba menghalangi usaha kami. Seorang penyihir jahat yang selama ini bersembunyi di balik bayang-bayang, Penyihir itu bernama Malachi.

Malachi pernah hidup di kota tua ini, ia berambisi menjadi penguasa kegelapan, ia yang menghancurkan kota itu, kekuatan sihirnya di kota tua itu sangat besar. Dia tidak terima dengan upaya kami untuk mengembalikan keajaiban dan kehidupan ke kota itu, karena itu berarti kekuasaannya akan terancam.

Dengan kekuatan sihirnya yang kuat, Malachi menciptakan pasukan makhluk-makhluk kegelapan untuk melawan kami. Pertempuran terjadi di antara kami dan pasukannya. Tembok biru yang tadinya melindungi taman rahasia kami seakan-akan menyatu dengan pertempuran yang terjadi.

Gwen dan teman-teman dari taman rahasia turut berjuang bersama-sama. Kekompakan dan semangat kami menjadi senjata terbesar dalam menghadapi kekuatan jahat tersebut. Namun, Malachi sangat licik dan cerdik, setiap kali kami hampir mencapai kemenangan, dia selalu menemukan cara untuk melarikan diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun