Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Guru - Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa, Kumpulan Para Pemalas. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Patah Hati

16 Juli 2023   08:00 Diperbarui: 19 Juli 2023   21:03 595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku mencoba melupakan perasaan itu berhari-hari, berusaha mengalihkan perhatian pada pekerjaanku di koloni. Tetapi semakin aku mencoba melupakan Raja, semakin aku merasa sedih dan terluka di dalam hatiku yang hancur. Aku melihat semut lain dalam koloni yang saling mencintai, sementara aku hanya bisa melihat mereka dari kejauhan.

Di malam yang sunyi, aku duduk sendirian di tepi sarang semut, mengawasi bintang-bintang yang berkilauan di langit. Aku merasakan kesedihan yang begitu dalam, merasa seolah-olah tak ada yang bisa memahami betapa hancur hatiku.

Tiba-tiba, teman-teman semut lainnya datang menghampiriku. Mereka melihat kesedihanku, dengan lembut memberikan dukungan dan kasih sayang. 

Mereka menyemangatiku, mengatakan bahwa aku adalah semut yang luar biasa, penuh dengan kebaikan dan keindahan. Mereka meyakinkanku bahwa aku pantas mendapatkan cinta sejati, dan mengatakan bahwa patah hati bukanlah akhir dari segalanya.

Dukungan dan kasih sayang yang kuterima dari teman-teman semutku membuatku merasa terinspirasi. Aku mulai melihat diriku dengan mata yang baru. Aku tidak perlu mengukur keberartian diriku berdasarkan cinta yang diterima dari orang lain. Aku belajar untuk mencintai dan menghargai diriku sendiri, tanpa validasi dari orang lain.

Aku mulai merubah diriku. Aku mengambil keputusan untuk menjadi semut yang lebih kuat, lebih bijaksana, dan lebih mandiri. 

Aku menggali kekuatan dan bakatku, tumbuh menjadi semut yang tangguh dan penuh percaya diri. Aku menyadari bahwa cinta sejati dimulai dari dalam diri kita sendiri, dan aku harus mencintai dan menerima diriku apa adanya.

Perlahan tapi pasti, waktu berlalu. Aku tumbuh menjadi semut yang lebih bijaksana dan kuat. Aku menemukan kebahagiaan di dalam diriku sendiri, menemukan sebuah cinta tanpa batas untuk teman-teman semutku dan juga keluargaku, dan aku menemukan keindahan hidup di sekelilingku.

Aku menyadari bahwa patah hati adalah bagian dari perjalanan hidup sebuah metamorfosis. Melalui patah hati itu, aku tumbuh menjadi semut yang lebih kuat dan lebih mampu menghargai diriku sendiri. Aku belajar bahwa cinta sejati tidak hanya tentang menemukan pasangan hidup, tetapi juga tentang mencintai dan menghargai diri sendiri.

Akhirnya, aku menemukan cinta sejati. Bukan dari semut lain, melainkan dari diriku sendiri. Aku menyadari bahwa aku adalah semut yang berharga dan indah dengan segala keunikan yang ada pada diriku. Aku merangkul dan bergaul dengan semua kalangan, menjalani hidup dengan penuh semangat dan kebahagiaan.

Kini, aku menjalani hidup dengan penuh kasih sayang, mengisi hari-hariku dengan keberanian, cinta, dan penghargaan kepada diri sendiri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun