Menyadari Keterbatasan Individu
Sebelum beranjak pada tahap menjadi pemimpin, dengan berbekal pertanyaan "mengapa?", sebetulnya secara tidak langsung kita sadar bahwa individu kita yang terbatas. Hal inilah yang membuat saya merasa mual dengan pertanyaan dan pernyataan di atas yaitu:
"Kalo orang lain bisa, kenapa kamu engga?"
"Kalian sama-sama makan nasi kenapa kamu tidak bisa sementara orang lain bisa"
Sebagai manusia, apakah kita sebetulnya selalu mampu untuk berbuat semua hal? Saya rasa tidak. Sekalipun sering kita dengar bahwa manusia hanya menggunakan 10% dari keseluruhan kemampuan dan potensinya, namun tetap saja kita memiliki banyak keterbatasan.
Kita, adalah keterbatasan itu sendiri dan hal inilah yang membuat kita tidak mampu melakukan semua hal.
Lantas apakah itu berarti buruk? Saya rasa tidak.
Ketika kita memahami keterbatasan kita, maka kita sebetulnya mampu untuk memaksimalkan kemampuan yang kita miliki. Ketika ternyata kita tidak mahir dalam olahraga, ternyata kita mampu memiliki kelebihan di bidang lain, akademik contohnya. Coba kita buat analogi seperti ini:
Burung merpati bisa terbang, ketika dia dipaksa berenang, dia pun enggan ya karena dia memiliki sayap dan bukan sirip, sehingga dipaksa sekalipun akan mustahil bagaimanapun dia mencoba hal tersebut. Namun ketika dia menyadari keterbatasannya, maka dia akan berlatih kemampuan yang dia miliki sehingga sangat mahir dalam kemampuan terbang di langit.
Lantas, apakah dengan pengetahuan akan keterbatasan tadi kita menjadi membatasi diri sendiri untuk melakukan suatu hal?
Tentu, kuncinya adalah mengenali diri sendiri. Dengan mengenali diri sendiri kita menjadi memahami bahwa kita sekalipun memiliki keterbatasan atas suatu hal namun kita juga menyadari kelebihan dalam suatu hal lainnya. Dan ketika kita memahami kelebihan di hal lain kita beranjak pada bagaimana mengasah kelebihan tersebut menjadi suatu hal yang dominan bahkan sebuah karakter dalam diri sendiri. Hal ini menjadi penting karena bagaimana kita bisa mengenali orang lain yang memiliki karakteristik abstrak sebelum kita mengenali diri sendiri.