Mohon tunggu...
Iqbal Fitrotirrahman
Iqbal Fitrotirrahman Mohon Tunggu... Lainnya - Juara 2 badminton tunggal putra

Hobi : Bermain badminton

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kehidupan Beragama dalam Masyarakat Pancasila

3 Desember 2024   18:52 Diperbarui: 3 Desember 2024   18:57 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

       Buya Syafii melihat hubungan antara negara dan agama tidak sekadar sebagai dua hal yang terpisah atau saling meniadakan. Bagi beliau, hubungan antara Islam dan negara adalah sesuatu yang lebih luas dari sekadar ritual ibadah antara hamba dan Tuhan. Islam, menurutnya, juga mengatur berbagai aspek dalam bermasyarakat, seperti kaidah-kaidah dan batasan dalam muamalah serta interaksi sosial. Karena itulah, Buya Syafii menginginkan adanya negara atau kekuasaan politik yang bisa menjaga dan mewujudkan aturan-aturan tersebut. Buya Syafii juga memahami bahwa dalam Islam, kekuasaan idealnya diarahkan oleh prinsip-prinsip moral, sebagai tanda keimanan dalam konteks sosial. Ia melihat contoh dari Al-Qur'an dan perjalanan hidup Nabi Muhammad, yang menunjukkan bagaimana kekuasaan harus selaras dengan nilai-nilai moral. Meskipun sejarah menunjukkan bahwa cita-cita politik Islam kerap kali tidak terwujud dengan sempurna dan kadang malah dikhianati oleh alasan-alasan tertentu, cita-cita itu tetap hidup di dalam pemikiran para cendekiawan Muslim.

       Indonesia memiliki kekayaan keberagaman, mulai dari suku, bahasa, budaya, hingga agama yang semuanya disatukan oleh ideologi bernama Pancasila. Di negara ini, memang ada agama mayoritas dan agama minoritas. Namun, Indonesia tidak bisa menjadi negara yang hanya menganut satu agama tertentu. Hal ini bertentangan dengan Pancasila, yang merupakan landasan pemersatu bangsa. Sebagai ideologi negara, Pancasila mendorong setiap warga negara Indonesia untuk memeluk agama, sebagaimana ditegaskan dalam UUD 1945 Pasal 29 ayat 1, yang menyatakan bahwa setiap penduduk Indonesia bebas memeluk agama sesuai keyakinan mereka. Dengan begitu, agama memiliki peran penting dalam pembentukan dan perumusan Pancasila, seperti tercermin dalam sila pertama Pancasila.

F.  Pancasila sebagai pedoman kehidupan beragama

      Pancasila, khususnya sila pertama, menjadi pedoman utama dalam menjalani kehidupan beragama di Indonesia. Sila "Ketuhanan Yang Maha Esa" secara eksplisit menyatakan bahwa Indonesia mengakui adanya Tuhan, dan hal ini menunjukkan bahwa kehidupan beragama memiliki tempat yang sangat penting dalam tatanan sosial dan politik negara. Sila ini tidak hanya menjadi penanda bahwa Indonesia menghargai agama, tetapi juga memberikan pedoman bahwa hubungan antarumat beragama harus dibangun atas dasar penghormatan terhadap keyakinan masing-masing.

       Dalam masyarakat Pancasila, peran agama bukan hanya sebagai sistem kepercayaan individu, tetapi juga sebagai sarana untuk memperkuat nilai-nilai kemanusiaan dan persatuan. Sila pertama menuntut setiap individu untuk menghormati agama dan keyakinan orang lain, serta menjaga kerukunan antarumat beragama. Toleransi dan saling menghargai menjadi bagian penting dari kehidupan beragama yang berdasarkan Pancasila. Hal ini berarti bahwa setiap individu memiliki kebebasan untuk menjalankan ibadah sesuai keyakinan masing-masing, namun di sisi lain juga memiliki tanggung jawab untuk tidak memaksakan keyakinannya kepada orang lain.

        Pancasila sebagai pedoman kehidupan beragama juga menekankan pentingnya nilai persatuan dalam keberagaman. Indonesia yang terdiri dari berbagai agama, etnis, dan budaya harus mampu menjaga harmoni sosial melalui sikap saling menghormati dan mengedepankan kepentingan bersama. Oleh karena itu, kehidupan beragama dalam masyarakat Pancasila tidak hanya sekadar menjalankan ajaran agama, tetapi juga mencerminkan semangat gotong royong dan kebersamaan.

G.  Peran pancasila dalam mewujudkan keharmonisan antar umat beragama di Indonesia

       Pancasila memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Ia bukan hanya sekadar ideologi atau pedoman, tetapi juga merupakan cara pandang hidup yang harus diterapkan untuk menciptakan kehidupan yang harmonis di tengah-tengah masyarakat. Hal ini karena Pancasila sudah menjadi bagian dari identitas dan kepribadian bangsa Indonesia

        Penting untuk dipahami bahwa kelima sila dalam Pancasila itu saling terhubung dan membentuk satu kesatuan yang utuh. Pesan yang terkandung dalam masing-masing sila tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Artinya, semua nilai yang ada dalam Pancasila saling berkaitan dan berperan dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

        Dalam konteks masyarakat Indonesia yang beragam, nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila menjadi cerminan dari modal sosial yang sangat kuat. Nilai-nilai tersebut menjadi pedoman untuk menciptakan kerukunan dan toleransi di tengah-tengah keberagaman umat beragama di Indonesia. Berbagai prinsip seperti ketuhanan, kemanusiaan, kebangsaan, demokrasi, dan keadilan sosial seharusnya menjadi visi bersama dalam setiap aspek kehidupan berbangsa. Dengan menjalankan nilai-nilai tersebut, kita bisa menciptakan harmoni dalam berbagai bidang, termasuk agama, politik, sosial, budaya, dan ekonomi. Oleh karena itu, kelima sila dalam Pancasila seharusnya dijadikan landasan yang kokoh dalam setiap pembentukan norma sosial, budaya, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.

H.  Peran pancasila dalam membangun toleransi antar umat beragama

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun