Mohon tunggu...
Ipon Semesta
Ipon Semesta Mohon Tunggu... Seniman - Seniman

Seniman. Melukis dan Menulis. Mantan Jurnalis Seni dan Budaya. Ketua PERSEGI (Persaudaraan Seniman Gambar Indonesia)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pasar Seni Ancol, Sarana Peningkatan Perdagangan Seni dan Pengembangan Mutu Kreativitas

14 September 2024   08:56 Diperbarui: 14 September 2024   08:58 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Artikel dan foto dokumen pribadi. Sumber buku Apresiasi Seni

Ulasan kali ini menyoal pertemuan penting tahun 1981 di Ancol. Pertemuan reportase itu dihadiri Henk Ngantung, Suluh Darmaji (manager Pasar Seni Ancol saat itu), Amrus Natalsya, Harijadi, Waluyo, Vlug, pak Kusnadi, dan Yaya. Diskusi delapan tokoh seni itu membahas seputar perkembangan masa depan seni rupa di Indonesia, khususnya di pasar seni rupa di Ancol serta menggagas ide revelusioner mendirikan Bank Seniman di Pasar Seni Ancol. Wacana pendirian Bank Seniman tersebut disepakati. Ide menarik  itu menurut mereka adalah solusi tepat untuk mengantisipasi kesulitan seniman Pasar Seni Ancol dari kemalasan seniman berkarya dan menghindari pikiran jorok yang seringkali mampir ke bulu kuduk ketika kondisi, situasi, suasana hati seniman kerepotan untuk tetap menjadi warga seniman Pasar Seni Ancol dan kerepotannya soal bagaimana menangulangi asupan gizi, nutrisi dan menghindari sikap "julid" kesesama seniman Pasar Seni Ancol dan lain-lain. Tetapi diskusi tersebut lebih fokus menyoal tentang bagaimana dapat semaksimal mungkin ke pemberdayaan sumber daya seniman dan kelakuan karya seni yang dijajakan di Pasar Seni Ancol. 

Membangun Masa Depan Seni Rupa di Ancol

Hendrik Joel Hermanus Ngantung adalah nama lain Henk Ngantung, seorang seniman, mantan Gubernur Jakarta 1964-1965. Henk Ngantung dikenal karena kontribusinya yang besar dalam dunia seni rupa Indonesia. Henk Ngantung bersama tokoh-tokoh lainnya seperti Amrus Natalsya, seorang pelukis dan pematung yang terkenal juga dengan karya-karya yang menggambarkan perjuangan rakyat. Mereka memiliki misi untuk memajukan seni rupa di Indonesia.

Mereka membincang tentang perkembangan kesenian di Ancol. Ancol, hingga kini dikenal sebagai pusat rekreasi dan hiburan, memiliki potensi besar untuk menjadi pusat seni rupa. Mereka sepakat, bahwa Ancol harus menjadi tempat di mana seniman dapat mengekspresikan kreativitas mereka dan masyarakat dapat menikmati karya seni yang berkualitas.

Pasar Seni Rupa di Ancol

Salah satu topik utama yang dibahas adalah pasar seni rupa di Ancol. Para seniman dan tokoh seni rupa itu melihat pentingnya menciptakan pasar seni yang dinamis dan berkelanjutan. Mereka membahas pelbagai strategi untuk menarik minat masyarakat dan kolektor seni, termasuk mengadakan pameran seni secara rutin, mengundang seniman internasional, dan mengembangkan program edukasi seni untuk masyarakat.

Gagasan Mendirikan Bank Seniman

Salah satu ide revolusioner yang muncul dalam pertemuan itu adalah gagasan mendirikan bank seniman. Bank ini akan berfungsi sebagai lembaga keuangan yang memberikan dukungan finansial kepada seniman untuk mengembangkan karya mereka. Dengan adanya bank seniman, diharapkan para seniman tidak lagi kesulitan dalam mendapatkan dana untuk proyek-proyek seni mereka juga untuk meningkatkan kebertahanan harian, keterampilan, daya juang dan upgrade pengetahuan sebagai seniman.

Pertemuan itu merupakan langkah awal yang penting dalam upaya mengembangkan kesenian dan pasar seni rupa di Ancol. Mereka memiliki visi dan komitmen yang kuat untuk masa depan seni rupa. Gagasan mendirikan bank seniman juga menunjukkan betapa seriusnya mereka dalam mendukung perkembangan seni rupa di tanah air. Dengan adanya inisiatif itu, Ancol khususnya Pasar Seni dapat menjadi pusat seni rupa yang berpengaruh dan memberikan kontribusi besar bagi perkembangan kesenian di Indonesia.

Ipon Semesta - ketua PERSEGI Persaudaraan Seniman Gambar Indonesia. Pasar Seni Ancol 14 September 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun