Mohon tunggu...
Ipon Semesta
Ipon Semesta Mohon Tunggu... Seniman - Seniman

Seniman. Melukis dan Menulis. Mantan Jurnalis Seni dan Budaya. Ketua PERSEGI (Persaudaraan Seniman Gambar Indonesia)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pasar Seni Ancol, Sarana Peningkatan Perdagangan Seni dan Pengembangan Mutu Kreativitas

14 September 2024   08:56 Diperbarui: 14 September 2024   08:58 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau saya boleh menambahkan ide, maka alangkah baiknya dibuatkan restoran restoran yang khas Pasar Seni supaya ada corak yang tak ada duanya selain di sini, sehingga nanti ada kesatuan harmonis antara apa-apa yang ada di sini. Untuk menarik pengunjung, kita juga bisa berangkat dari spesifiknya restoran di sini, yang orang tak bakal bisa menemuinya di tempat lain. Baik segi bentuk bangunan yang artistik, rasa spesial, dll misalnya saja masakan acar Pasar Seni. Seperti di Paris umpamanya, di restoran tertentu ada tandatangan seniman-seniman terkenal misalnya Piccasso. Modigliani, yang tertempel di tembok restoran. Nah. Kita bisa cari ide-ide yang tak kalah istimewanya dengan itu semua. Yang penting, Pasar Seni harus bisa memberi makanan rokhani dan jasmani bagi masyarakat luas. Ini bisa di capai dengan aspek dan cara.

Waluyo

Untuk mengabadikan tamu-tamu atau pengunjung yang patut kita abadikan, apakah itu dalam bentuk tanda tangan atau goresan mereka, sudah kita rencanakan dengan menyediakan batu besar atau kayu yang besar di Pasar Seni.

Saat ini kita sudah mengadakan beberapa acara yang berkaitan sekali dengan teman-teman seniman, apakah itu kegiatan yang sifatnya merangsang untuk berkarya lebih baik, untuk pengembangan, di antaranya apresiasi seni. Dan pembinaan terhadap seniman pemula dalam arti masuk ke Pasar Seni bukanlah berpredikat pekerja seni, tapi sebenarnya mereka itu hanya penjaga stand. Karena mereka hidup di lingkungan seniman, berkarya dan ada masyarakat atau pengunjung tertarik dengan karyanya, tapi karena mereka itu tak memiliki keahlian mereka harus kita kumpulkan dan perlu di tatar.

Bagaimanakah kira-kira, acara apreasiasi seni semacam ini pembinaannya dan pengembangannya bagi mereka itu? Faktor apa yang bisa menguntungkan mereka.

Henk Ngantung

Buat saja di Pasar Seni sebuah studio yang besar dan tertutup, buatlah kegiatan bagi mereka yang santal tapi terarah. Santai dalam arti, tidak perlu ada pengetatan disiplin seperti layaknya akademi. Tapi, ya perlu ditinjau kembali lay-out Pasar Seni setelah adanya para pengamen-pengamen ini. Oh ya, bagaimanakah dengan Ruang Pameran Khusus di Pasar Seni apakah selalu diisi apa tidak?

Waluyo

Sementara ini belum kita manfaatkan secara maksimal. Ruangan itu sekarang untuk boneka-boneka. Ruangannya terbuka, dan kalau tak ada halangan akan dibuat nanti satu gallery dan tigapuluh empat stand lagl

Henk Ngantung

Jika ingin dibuat gallery, hendaknya jangan dibuat yang terlalu formal Tapi buatlah sebuah kesan, seolah-olah gallery itu sebuah museum dengan sekuriti yang baik untuk menjaga tindakan destruktif dari pihak yang tak senang. Pendeknya sebuah ruangan gallery yang hidup dan berguna selain adanya kegiatan yang bersifat mendidik itu tadi, apakah berupa skets dll.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun