Mohon tunggu...
Ipon Semesta
Ipon Semesta Mohon Tunggu... Seniman - Seniman

Seniman. Melukis dan Menulis. Mantan Jurnalis Seni dan Budaya. Ketua PERSEGI (Persaudaraan Seniman Gambar Indonesia)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pasar Seni Ancol, Sarana Peningkatan Perdagangan Seni dan Pengembangan Mutu Kreativitas

14 September 2024   08:56 Diperbarui: 14 September 2024   08:58 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Agar daya banding itu kuat, di minta seniman di luar pasar seni untuk berpameran di Pasar Seni Maalnya si A, B, C. D. dan lain-lain, apakah itu dari Jakarta atau dari daerah lain. Dengan demikian inilah maka, Pasar Seni akan merupakan pusat kesenian di samping untuk tempat tinggal (iting)

Kemudian juga mengenal diskusi, bisa diadakan secara berganti-ganti apakah itu dari pusat kesenian di Bandung, Jakarta, Jogyakarta, Surabaya dan Bali. Kalau ada pelukis yang pameran, di ampirkan ke Ancol di suruh omong-omong. Bukan berarti ini akan menenggelamkan saudara dalam diskusi. Tapi melihat pameran itu tepat dan produktif, untuk menyusun kreatifitas.

Saya ingin cerita, mengenai Pasar Seni di Mexico (Meksiko). Pasar seni di sana, itu lebih kecil dari sini. Tetapi beberapa senimannya di bidang patung hebat sekali. Seni patungnya kecil-kecil, tapi pantas masuk suatu galery. Ini bisa menjadi dorongan bagi saudara-saudara, bahwa di beberapa negeri itu ada dan memiliki spesialisasi masing-masing yang kita bisa belajar. Di Paris yang terkenal memiliki kekayaan dalam senirupa, ada pula seni yang rendah mutunya. Dalam arti negatif seni komersil namanya. Jadi di Paris pun banyak seni yang rendah dan jelek mutunya. Oleh sebab itu yang penting kita maju dan mau belajar dari mana saja yang baik. Dan jangan lupa dari lingkaran sendiri. Untuk yang terakhir saya harapkan, kendati tiap-tiap kios penuh sesak dengan karya masing-masing agar kiranya displaynya bisa disempurnakan.

Vlug

Sangat disayangkan bahwa selama tiga tahun, kita belum siap. Padahal persiapan atau program itu penting. Kemudian, promosi. Kemudian, dana. Di antara kita kebanyakan lemah, kendati secara fisik kita sering kelihatan mentereng, tapi itu hanya untuk kamuflase saja

Jadi dalam hal ini kita bisa merintis, dengan membuat atau membentuk BANK Seniman, kalau perlu tidak untuk seniman Pasar Seni saja melainkan untuk seluruh seniman yang ada. Saya kira ini cukup kuat dan memiliki relasi. Kita bisa mempercayai pada PT. Jaya, karena toh PT Jaya punya respon di mata masyarakat luar.

Jadi dalam hal melangkah untuk lebih maju ini, kita perlu menekankan pentingnya. Persiapan, Program, Promosi, dan Dana.

Harijadi

Seperti yang baru saja dikatakan saudara Vlug. kita memang membutuhkan kreditur atau Bank. Sebab, dari segi bonafide, kita sangat lemah. Kita tahu, selama ini artis tersebut tidak punya bonafide di bank, tidak ada. Orang-orang memiliki gambar sebuah gudang. bagus sekali, kata Bank saja, mau dijual kuintal atau semacamnya. Nah, inilah kerugiannya. Jadi memang kita tergolong manusia yang kurang bonafid, bahkan tidak ada. Makanya kita harus mencari cara, agar mendapat kepercayaan dari pihak lain untuk mendapatkan subsidi.

Sebagai seniman, kita harus bisa menjadi konsultan bagi diri kita sendiri, bisa membantu diri kita sendiri, dengan cara mengupgrade diri kita, dengan belajar dan belajar, hingga kita bisa menguasai cabang-cabang seni kita ini. Mulai dari seni lukis, arsitektur, dan lain sebagainya. Untuk itu kita perlu mengumpulkan teman-teman yang bisa dijadikan asisten untuk memikirkan hal-hal yang berkaitan dengan kesenian kita

Yaya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun