Mohon tunggu...
Ipmawan
Ipmawan Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Tak perlu kita berjibaku mempertahankan fakta yang kita lontarkan, itulah kelebihan FIKSI

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Intrik sebuah KTM

16 Januari 2011   16:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:30 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12951938941989225143

“Bapak ini bagaimana, kita ini hanya orang kecil, kita hanya mencari sesuap nasi untuk anak istri. Toh, yang akan di demo bukan kita, tapi pak rektor bukan? Sudah pak, turuti saja perintah ini”

Pengawas ujian pun tak bisa apa-apa, “Sodara-sodara mahasiswa, hari ini ada instruksi dari rektor, cepat keluarkan KTM atau identitas lainnya di meja”, Satu per satu KTM peserta ujian diperiksa, foto yang tertera di cocokan dengan wajah pemilikya. Tak boleh ada yang terlewat, atau anak istri tak bisa makan.

Anton memeriksa ke saku celana. KTM nya masih disita satpam rektorat saat demonstrasi penghapusan BHP awal bulan lalu. Ia pun mencari KTP, lalu ia teringat kalau KTP nya disita di kantor polisi minggu kemarin karena demonstrasi dana century yang berakhir ricuh. Anton tersadar, bagaimana bisa ia teledor, selama ini tak membawa kartu identitas apapun. SIM nya juga ditahan di kantor polisi karena tak mau bayar tilang di tempat, mencegah korupsi katanya.

Semua berjalan begitu cepat, hingga sampai pada giliran anton,

“Mana KTM mu?”, kata pengawas ujian

****************************************

“Ini pasti telah diatur. Musuh-musuh kita benar-benar telah menyusup ke dalam kampus kita. Saya yakin, rektorat telah tunduk pada para koruptor itu”, kata anton pada rapat MPR sehari setelah ia tak boleh mengikuti ujian.

“Tapi kita tak boleh bertindak gegabah, kita harus punya bukti”, kata salah seorang anggota MPR.

“Bukti apa lagi? Ketua MPR yang lalu terpaksa lengser gara-gara Drop out. Sekarang, saya melunak, mencoba mentaati peraturan kampus agar terhindar dari Drop Out, tapi apa yang mereka lakukan?”

“Kampus kita dahulu terkenal sebagai kampus agent of change. Mahasiswa universitas kita menjadi garda terdepan pada perjuangan 1998 yang spektakuler. Kenapa itu bisa terjadi kawan-kawan? Semua itu karena rektorat masa itu masih bersih, mereka dahulu juga ikut berjuang bersama kita, bersama rakyat. Jika sekarang mereka telah melupakan itu semua, sudah kewajiban kitalah mengingatkan mereka”

“Lalu, apa rencanamu?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun