Hai para agamawan, tidak usahlah anda berpura-pura menjadi ilmuwan. Anda tidak pernah terlatih puluhan tahun dalam metode-metode keilmuan. Kalau anda memaksa diri (mungkin karena anda ditekan orang lain), anda akan menjadi "ilmuwan norak" yang akan membahayakan kehidupan.Â
Tidak usah mencocok-cocokkan teks-teks keagamaan anda dengan teks-teks ilmu pengetahuan. Ini usaha yang selamanya akan sia-sia. Anda hanya akan lihai di bidang cocokologi, tanpa pernah bisa menjadi ilmuwan sejati. Cocokologi itu, setahu saya, rapuh dan melelahkan. Fungsi utama agama anda sebagai pemandu etika yang responsif kreatif akan terabaikan.
Hai para ilmuwan, janganlah jual diri anda, berapapun besarnya harga yang ditawarkan ke anda. Tetaplah melangkah terus sebagai ilmuwan. Obor penerang peradaban ada di tangan anda.
Jangan menjadi ilmuwan gelandangan yang kuyu dan tanpa cahaya di mata. Jangan jadi ilmuwan pelacur. Jangan juga berubah jadi pseudo-ilmuwan yang disewa atau dikontrak seperti rumah kontrakan yang tak terurus.
Hai para agamawan dan para ilmuwan, kalian dapat bertemu dalam dunia etika, dunia nilai-nilai. Bersama-sama dan saling mengisi dengan cerdas, bermartabat, terhormat dan terpelajar, kawallah pembangunan, pengembangan dan pemajuan peradaban-peradaban dunia ini.
2 Januari 2021
ioanes rakhmat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H