Mohon tunggu...
ioanes rakhmat
ioanes rakhmat Mohon Tunggu... Ilmuwan - Science and culture observer

Seorang peneliti lintasilmu, terus berlayar, tak pernah tiba di tujuan, pelabuhan selalu samar terlihat, the ever-expanding sky is the limit.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Bahasa Keagamaan dan Bahasa Keilmuan, Apa Bedanya?

2 Januari 2021   17:02 Diperbarui: 4 Januari 2021   17:05 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Credit @ Kan Srijira/saatchiart.com

BERAGAMA ITU pada hakikatnya berkaitan dengan misteri besar yang dipercaya ada, tetapi tidak bisa dibuktikan dengan objektif lewat lima indra atau lewat instrumen teknologis seperti teropong bintang, radio teleskop atau mikroskop atau mesin sains terbesar dunia Large Hadron Collider, dll.

Anda merasa Tuhan hadir dan ada di sebelah anda, itu bukan bukti bahwa Tuhan itu ada, tetapi suatu perasaan anda saja yang bisa dijelaskan oleh ilmu pengetahuan mengapa perasaan itu, sangat real sekalipun bagi anda, bisa muncul. Bidang ilmunya dinamakan neuroteologi, bagian dari neurosains.

Sebagai kepercayaan, beragama itu berada dalam wilayah tata bahasa modus subjungtif, wilayah harapan, keinginan, cita-cita, angan-angan, impian-impian, kedambaan, hal-hal yang dinanti, ditunggu, diimani, dipercaya saja.

Contoh kalimat modus subjungtif: "Semoga besok tidak turun hujan supaya acara resepsi perkawinan si Beludru besok sukses dan dihadiri banyak tamu."

Contoh satu lagi, "Aku berharap puteraku yang semata wayang ini kelak akan menjadi presiden besar negara Amerika."

Lagi, "Aku percaya nanti di tahun depan keponakanku itu akan memenangkan lomba balap Ferari itu, menjadi juara satu. Tak apalah tahun ini dia tak dapat mencapai prestasi apapun."

Nah, dua kalimat pertama di atas adalah kalimat yang mengungkapkan harapan, kenginan, kedambaan, cita-cita, kerinduan, penantian, kepercayaan, angan-angan. Dalam ilmu bahasa dinamakan kalimat bermodus subjungtif.

Nah, contoh ketiga sebetulnya berisi dua kalimat. Kalimat yang pertama jelas suatu ungkapan harapan, impian, cita-cita, kedambaan; jadi bermodus subjungtif.

Kalimat kedua dalam contoh ketiga di atas berisi pernyataan tentang sesuatu, pernyataan faktual meski negatif, bukan pengharapan atau kedambaan.

Kalimat tersebut disebut bermodus indikatif, kalimat yang mengindikasikan atau menyatakan sesuatu, lepas dari ihwal sesuatu yang positif atau yang negatif. Bisa juga mengindikasikan sesuatu yang tidak faktual, tidak sebagai fakta, atau mengindikasikan sesuatu yang faktual.

Pendek kata, kalimat indikatif adalah kalimat yang menyatakan sesuatu, lepas dari benar atau tidaknya pernyataan itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun