Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Intesifikasi atau Transmutasi Seksual?

12 Juni 2024   22:02 Diperbarui: 13 Juni 2024   06:04 622
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hal ini menekankan fakta bahwa upaya untuk sepenuhnya menekan atau menghilangkan hasrat seksual seseorang adalah tidak praktis dan tidak diinginkan, dan hal ini mengakui bahwa menolak atau menekan hasrat ini dapat menyebabkan kesulitan psikologis dan emosional, seperti frustrasi, rasa bersalah, atau rasa konflik batin.

Namun, kutipan tersebut juga memberikan peringatan penting: "Keinginan seksual tidak boleh mendominasi atau mendikte perilaku seseorang". Hal ini pada dasarnya mengilhami individu untuk melakukan pengendalian diri dan tidak membiarkan hasrat seksual mereka mengesampingkan aspek penting lainnya dalam hidup mereka atau mempengaruhi tindakan mereka dengan cara yang berbahaya atau tidak pantas.

Dengan cara ini, hal ini mendorong pendekatan yang seimbang terhadap seksualitas, di mana individu mengakui dan menerima hasrat bawaan mereka tetapi juga memahami pentingnya perilaku yang bertanggung jawab dan etis. Selain itu, hal ini mendorong individu untuk mencari jalan tengah, di mana mereka dapat mengeksplorasi dan mengekspresikan seksualitas mereka dengan tetap menjaga rasa pengendalian diri dan mempertimbangkan kesejahteraan diri sendiri dan orang lain.

Ringkasnya, hasrat seksual merupakan bagian alamiah dan integral dalam diri manusia, yang tidak boleh ditekan atau dihilangkan. Namun, penting untuk tidak membiarkan hasrat ini mendominasi perilaku seseorang, menganjurkan pengendalian diri dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab dalam bidang seksualitas. Moga bermanfaat*****

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun