Hal ini menekankan fakta bahwa upaya untuk sepenuhnya menekan atau menghilangkan hasrat seksual seseorang adalah tidak praktis dan tidak diinginkan, dan hal ini mengakui bahwa menolak atau menekan hasrat ini dapat menyebabkan kesulitan psikologis dan emosional, seperti frustrasi, rasa bersalah, atau rasa konflik batin.
Namun, kutipan tersebut juga memberikan peringatan penting: "Keinginan seksual tidak boleh mendominasi atau mendikte perilaku seseorang". Hal ini pada dasarnya mengilhami individu untuk melakukan pengendalian diri dan tidak membiarkan hasrat seksual mereka mengesampingkan aspek penting lainnya dalam hidup mereka atau mempengaruhi tindakan mereka dengan cara yang berbahaya atau tidak pantas.
Dengan cara ini, hal ini mendorong pendekatan yang seimbang terhadap seksualitas, di mana individu mengakui dan menerima hasrat bawaan mereka tetapi juga memahami pentingnya perilaku yang bertanggung jawab dan etis. Selain itu, hal ini mendorong individu untuk mencari jalan tengah, di mana mereka dapat mengeksplorasi dan mengekspresikan seksualitas mereka dengan tetap menjaga rasa pengendalian diri dan mempertimbangkan kesejahteraan diri sendiri dan orang lain.
Ringkasnya, hasrat seksual merupakan bagian alamiah dan integral dalam diri manusia, yang tidak boleh ditekan atau dihilangkan. Namun, penting untuk tidak membiarkan hasrat ini mendominasi perilaku seseorang, menganjurkan pengendalian diri dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab dalam bidang seksualitas. Moga bermanfaat*****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H