Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Smart Roasting: Revolusi Pemanggangan Kopi dengan AI, Akankah Menggusur Metode Konvensional?

11 Juni 2024   19:53 Diperbarui: 11 Juni 2024   20:03 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penelitian tentang Cita rasa Kopi (Sumber Prefectdailygrind) 

Pemanggangan yang cerdas bukan hanya tentang meningkatkan rasa; ini juga tentang mendorong konsumsi kopi berkelanjutan. Dengan menggunakan AI dan kemajuan teknologi lainnya, para roaster dapat mencapai hasil yang lebih tinggi dari biji kopi mereka, mengurangi limbah dan dampak lingkungan secara keseluruhan. 

Pemanggangan yang tepat berarti lebih sedikit energi yang digunakan, dan optimalisasi proses pemanggangan memastikan lebih sedikit biji kopi yang dibuang karena ketidakkonsistenan rasa dan kualitas. 

Selain itu, teknologi penyangraian cerdas dapat memberikan data berharga yang membantu melacak keberlanjutan produksi kopi, mulai dari asal biji hingga penyangraian akhir. 

Transparansi ini mendorong konsumen untuk membuat pilihan yang tepat mengenai kopi yang mereka beli, dan memilih produk yang tidak hanya berkualitas tinggi namun juga ramah lingkungan. Intinya, penyangraian yang cerdas berfungsi sebagai jembatan antara keinginan akan kopi berkualitas dan perlunya konsumsi yang bertanggung jawab.

SEJARAH  ROASTING KOPI

Peralatan pertama yang diketahui untuk memanggang biji kopi adalah panci tipis, bundar, sering kali berlubang yang terbuat dari logam atau porselen, digunakan pada abad ke-15 di Kekaisaran Ottoman dan Persia Raya. Panci piring dangkal jenis ini dilengkapi dengan pegangan yang panjang sehingga dapat diletakkan di atas anglo (wadah berisi bara panas) hingga kopi matang. Kacang diaduk dengan sendok kecil. Hanya sejumlah kecil kacang yang dapat dipanaskan sekaligus. 

Pemanggang silinder pertama dengan engkol untuk menjaga biji tetap bergerak muncul di Kairo sekitar tahun 1650. Alat ini terbuat dari logam, paling sering berupa tembaga kaleng atau besi tuang, dan diletakkan di atas anglo atau api terbuka. Variasi Perancis, Belanda dan Italia dari desain ini dengan cepat muncul. Ini terbukti populer pada abad berikutnya di Eropa, Inggris dan koloni-koloni Amerika.

Pada abad ke-19, berbagai paten diberikan di AS dan Eropa untuk pemanggang komersial, yang memungkinkan kopi dalam jumlah besar. Meskipun demikian, pemanggangan rumahan tetap populer. 

Seorang pria yang bekerja di pabrik pemanggangan komersial yang dimulai pada tahun 1850-an di St. Louis, Missouri, mengatakan bahwa "menjual kopi sangrai adalah pekerjaan yang sulit, karena semua orang memanggang kopi di oven dapur."[4] Peralatan yang melayani pemanggang roti rumahan dikembangkan; pada tahun 1849, pemanggang kopi berbentuk bola ditemukan di Cincinnati, Ohio, untuk digunakan di atas kompor dapur berbahan bakar kayu, yang dipasang pada lubang pembakar. 

Kacang hijau tersedia di toko umum setempat, atau bahkan melalui pesanan lewat pos.Untuk memanggang, banyak orang menggunakan metode sederhana seperti melapisi kacang di atas lembaran logam di dalam oven, atau mengaduk kacang dalam wajan besi di atas api. 

Meskipun pemanggangan rumahan sangat populer, Burns merasa bahwa pemanggangan rumahan akan segera hilang karena kemajuan besar dalam pemanggangan komersial pada tahun 1860-an dan 1870-an, termasuk manfaat dari skala ekonomi. Penemuan pemanggang kopi komersial yang dipatenkan oleh Burns merevolusi industri pemanggangan kopi di AS, seperti inovasi para penemu di Emmerich am Rhein yang sangat memajukan pemanggangan kopi komersial di Jerman. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun