Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sains Banyak Dibutuhkan, Namun Tak Banyak Peminatnya?

10 Juni 2024   21:57 Diperbarui: 10 Juni 2024   22:59 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada empat kompetensi yang kiranya dapat dilatih oleh peserta didik. Keempat kompetensi itu adalah: Keterampilan berpikir kritis Keterampilan kreativitas Keterampilan berkomunikasi Keterampilan berkolaborasi. Pendidik bisa mengasah keterampilan-keterampilan tersebut kepada peserta didik melalui pembelajaran yang menyenangkan.

Keterampilan abad 21 siswa sebagai luaran pendidikan Sains Indonesia. Mengkaji pendidikan terintegrasi STEM (Science Technology, Engineering and Mathematic) yang merupakan topik update pada abad 21 dapat digunakan untu bersaing secara global dan menyelesaikan isu-isu kehidupan melalui literasi STEM  Literasi STEM menunjukkan konsep, prinsip, dan teknik dari Sains, teknologi, rekayasa, dan matematika yang digunakan secara terintegrasi dalam pengembangan produk, proses, dan sistem dalam kehidupan  Rendahnya SDM berdasarkan TIMSS dan PISA  disebabkan kurangnya keterampilan karir yang mahir untuk mengisi lapangan kerja.

Pendekatan STEM terintegrasi dalam pembelajaran berpotensi untuk membekali keterampilan bekerja abad 21 siswa melalui hasil belajar

Berdasarkan hal ini studi analisis kritis pada pendidikan Sains terpadu di Indonesia perlu diperhatikan mengingat problematika permasalahan yang sangat kompleks. Tujuan kajian kurikulum Sains adalah untuk mengidentifikasi permasalahan dalam memahami dokumen Standar Isi (KI dan KD mata pelajaran SAINS); pengembangannya sebagai silabus dan RPP; hingga pada pelaksanaannya dalam kegiatan belajar mengajar yang dipengaruhi oleh beberapa factor SDM dan fasilitas

Pada akhirnya pendidikan di Indonesia belum dapat berkembang pesat karena: terlalu banyak konten materi yang harus dipelajari sehingga siswakurang fokus dalam belajar. Kompetensi yang diminat oleh siswa sebagian besar belum dapat terakomodir dengan baik karena kurangnya system yang mendukung baik SDM maupun fasilitas. Sehingga pada penulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan pendidikan Sains di Indonesia meliputi diktatik, kurikulum, content dan fasilitas yang terangkum dalam system pendidikan; kemudian solusi alternative yang tepat untuk menjawab permasalahan tersebut; serta model pelaksanaan keterpaduan Sains yang direkomendasikan dengan mempertimbangkan kondisi Indonesia saat ini.Moga bermanfaat***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun