Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dewi Sita dan Penegakan Hak Wanita

1 Juni 2024   14:16 Diperbarui: 1 Juni 2024   18:00 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum bertemu dengan Sang Rsi, aku berdoa, Terpikir, untuk ku menyerah  pasrah,  sebab seberapapun besar usaha yang ku lakukan. Tanpa anugrahmu yang memberi kehidupan, aku tak bisa bertahan. Berapapun Aku merengek, Tetap mereka tak akan lagi memandang ku. Dirimu layaknya udara. Yang ada namun tak dapat terlihat, oleh kerinduan yang terus menyedihkan.

Rama sedih, dan berkata, Sita, aku telah bersalah karena engkau tak lepas dari jejak karma masa lalu, yang kini engkau bisa menikmati, dunia ini adalah tempat untuk membayar hutang dan menagih hutang

Dalam dirimu ada kutukan ketika masih kecil, Sita telah menangkap sepasang burung beo dewa, yang berasal dari ashram Valmiki, ketika dia masih muda. Burung-burung itu sedang membicarakan kisah Sri Ram yang didengar di ashram Valmiki, yang membuat kita penasaran. 

Dia memiliki kemampuan untuk berbicara dengan binatang. Burung betina sedang hamil saat itu. Dia meminta Sita untuk membiarkan mereka pergi, tapi Sita hanya membiarkan teman laki-lakinya terbang, dan burung beo betina mati karena terpisah dari temannya. Alhasil, burung jantan tersebut mengutuk Sita sehingga ia akan mengalami nasib serupa, yakni berpisah dari suaminya saat hamil.

 Burung jantan terlahir kembali sebagai tukang cuci. Tukang cuci istanalah yang membalas dan mempermasalahkan kesucianmu sehingga dirimu harus terasing di hutan

Sita tersenyum, izinkan aku, Rama, pergi dan bersatu dengan Rahim Ibu Bumi. Tiba-tiba bumi pun terbelah. Dewi Pertiwi muncul dan membawa Sinta masuk ke dalam tanah. Menyaksikan hal itu Rama sangat sedih. Sita kembali ke ibunya, Bumi, sita melambaikan tangan pada Sri Rama, putra-putranya, dan orang bijak menyaksikan dengan takjub.

Moga bermanfaat***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun