Sebelum bertemu dengan Sang Rsi, aku berdoa, Terpikir, untuk ku menyerah  pasrah,  sebab seberapapun besar usaha yang ku lakukan. Tanpa anugrahmu yang memberi kehidupan, aku tak bisa bertahan. Berapapun Aku merengek, Tetap mereka tak akan lagi memandang ku. Dirimu layaknya udara. Yang ada namun tak dapat terlihat, oleh kerinduan yang terus menyedihkan.
Rama sedih, dan berkata, Sita, aku telah bersalah karena engkau tak lepas dari jejak karma masa lalu, yang kini engkau bisa menikmati, dunia ini adalah tempat untuk membayar hutang dan menagih hutang
Dalam dirimu ada kutukan ketika masih kecil, Sita telah menangkap sepasang burung beo dewa, yang berasal dari ashram Valmiki, ketika dia masih muda. Burung-burung itu sedang membicarakan kisah Sri Ram yang didengar di ashram Valmiki, yang membuat kita penasaran.Â
Dia memiliki kemampuan untuk berbicara dengan binatang. Burung betina sedang hamil saat itu. Dia meminta Sita untuk membiarkan mereka pergi, tapi Sita hanya membiarkan teman laki-lakinya terbang, dan burung beo betina mati karena terpisah dari temannya. Alhasil, burung jantan tersebut mengutuk Sita sehingga ia akan mengalami nasib serupa, yakni berpisah dari suaminya saat hamil.
 Burung jantan terlahir kembali sebagai tukang cuci. Tukang cuci istanalah yang membalas dan mempermasalahkan kesucianmu sehingga dirimu harus terasing di hutan
Sita tersenyum, izinkan aku, Rama, pergi dan bersatu dengan Rahim Ibu Bumi. Tiba-tiba bumi pun terbelah. Dewi Pertiwi muncul dan membawa Sinta masuk ke dalam tanah. Menyaksikan hal itu Rama sangat sedih. Sita kembali ke ibunya, Bumi, sita melambaikan tangan pada Sri Rama, putra-putranya, dan orang bijak menyaksikan dengan takjub.
Moga bermanfaat***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H