Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

UKT dan Rencanakan Sumber Penghasilan Tambahan bagi Mahasiswa

21 Mei 2024   13:53 Diperbarui: 22 Mei 2024   21:02 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagi mahasiswa yang kurang mampu, mendapat beasiswa bidik misi jadi tumpuan. Apa itu beasiswa bidik misi, Beasiswa Bidikmisi adalah bantuan biaya pendidikan dari pemerintah Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan buat calon mahasiswa yang nggak mampu secara ekonomi dan memiliki potensi akademik, baik untuk menempuh pendidikan di perguruan tinggi pada program studi unggulan sampai lulus tepat waktu.

Banyak orang yang tidak mampu secara ekonomi belum bisa dapat karena, syaratnya, salah satunya adalah Tidak mampu secara ekonomi dengan kriteria tertentu, seperti penerima Beasiswa Siswa Miskin (BSM) atau Pemegang Kartu Indonesia Pintar (KIP), atau pendapatan kotor gabungan orangtua/wali tidak melebihi batas tertentu per bulan. Bagi Keluarga yang tidak memiliki BSM dan KIP, dapat meminta surat keterangan di Kantor desa, disinilah masalah karena aparat desa kerap tidak bisa meloloskan warganya yang miskin, karena erat kaitannya indikator kinerja pemerintahan desanya, sehingga banyak yang tidak mendapatkan keterangan miskin itu.

****

TAMBAHAN PENGHASILAN MAHASISWA

Anak saya yang bekerja sambil kuliah di Australia memang disana lebih mudah untuk mendapatkan pekerjaan. Berbeda tentunya dengan yang ada di Indonesia, agak sulit, namun belum tentu tidak ada yang jelas dimana ada kemauan disana ada jalan.

Saya, kuliah di ITB s2 dan S3 memang dapat beasiswa, namun biaya itu tentu tidak cukup kalau untuk menghidupi Keluarga. Tentu harus pinter-pinterlah mengatur anggaran. Namun melakukan kerja sambilan di rumah , dan tidak membuang waktu kuliah menjadi pilihan. Sebagai peneliti dan pengajar saya menekuni, tulis menulis, apapun hasil lab yang ditanyakan dosen pembimbing, prasasti say ajari saya boleh menjadi ilmiah populer lalu, diterbitkan di koran lokal atau nasional, apakah dimuat? Oh... tidak semudah itu, Bro. harus belajar menulis mengungkapkan tulisan yang menarik dan penuh inspiratif, untuk memperluas wawasan kita harus membaca, literatur.

ITB ada perpustakaan besar lantai 7, ada AC, buku tebal lengkap,  istirahat makan saya mampir barang 2 jam ke perpustakaan itu, saya biasanya nongkrong di Lantai 4 , disana ada buku bagus. Konsep-konsep hasil penelusuran di perpustaakaan di coba sambil mengerjakan penelitian di Lab PAU, ITB, memang seru, intinya terus belajar. 

Saya harus memperluas gelobang intuisi  menulis . Untuk itu,  Saya berlanggan majalah  Detik, yang ada tulisan Emha Ainun Najib, kolom Oples, obrolan plesetan, saya pelajari dengan mantap, gaya tulisannya, gaya mengatasinya, wah... semua, kemudian saya, saya tuliskan nikmati , setelah agar jiwanya masuk, baru saya kirim ke koran 'saya ingat Bandung Post, wah langsung dimuat' mantap.

Saya tertarik dengan tulisan Gunawan Muhammad, caping, catatan pinggir, kalau anda bertanya berlangganan Majalah Tempo donk? Tidak Mingguan Tempo itu, kalau terbit hari itu, misal kamis, setelah dua hari sudah ada yang dijual murah namun kulit depan dipotong, ya saya beli itu, untuk menambah wawasan saya, dan diksi-diksi, lalu saya pelajari dengan baik dipadukan dengan gaya Toples Emha, saya buat tulisan, sebuah tulisan menarik, saya kirimkan ke Koran PR, wah ... dimuat, dan disurati oleh redaksinya, dapat honor ternyata, lumayan Rp 150.000,- satu artikel, saya berjanji kalau ada dimuat saya akan belikan buku, honor pertama saya belikan  3 buku, di  pasar Buku murah di Palasari. Lewat  buku , kita bisa terus menggali  teori-teori yang luar biasa.

Tulisan lain yang menarik saya adalah, Gede Prama, gaya humanis dan sejuk, rujukan-rujukan lengkap, penulisannya enak, saya ikuti dan artikel saya  ketiganya saya kirimkan koran Suara Pembaharuan, Ketika itu, awalnya saya pasrah dimuat syukur tidak juga ga apapa, hitung-hitung belajar menulis,tulisan dikirmkan  dikirim lewat pos.

 Beberapa minggu, saya sampai lupa, pas saya kerja di laboratorium, ada pegawai post mendatangi kediaman saya di perumahan Lagar , Dimensi, mengetuk pintu, kata istri saya menuturkannya, Bu... ada kiriman uang tunai, kata pegawai Pos itu, Istri saya kaget... uang apaan?, Tidaklah pak suami saya hanya penelitian di Lab PAU kok dapat uang dari Jakarta, istri saya tidak percaya, Ini bu ... bapak itu menulis artikel terus dimuat, Ohh.... Baru Istri saya percaya, lalu diterima, jumlahnya waktu itu terbilang besar  sebanyak Rp 350.000,/per artikel  -ya.. harga beras Rp 1000/Kg, kami bisa hidup tanpa membeli beras selama 7 bulan hanya dengan satu artikel, ? membantu khan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun