Mungkin juga benar bahwa persaingan pemilu, sebagaimana diukur dalam  analisis ini, dipengaruhi oleh upaya manipulatif yang dilakukan pada awal siklus pemilu. Namun, salah satu kekuatan dari pendekatan yang diambil di sini adalah bahwa kita dapat memperkirakan hubungan antara persaingan pemilu dan kecurangan pemilu, terlepas dari manipulasi apa yang mungkin atau belum pernah terjadi sebelumnya.
Kedua, analisis tentang malpraktek pemilu memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai situasi di mana para pelaku mungkin berupaya memanipulasi pemilu, dan mengapa mereka khususnya melakukan penipuan pada hari pemilu. Pola persaingan pemilu, nampaknya, juga dapat menimbulkan dampak buruk yang serupa terhadap integritas hari pemilu di negara-negara semi-demokrasi dan demokratis. Tingkat ketidakpastian yang lebih besar dan berkurangnya waktu yang diperlukan untuk mengurangi ketidakpastian ini dapat memberikan insentif kepada para aktor untuk memanipulasi kotak suara untuk mempengaruhi perolehan suara mereka. Oleh karena itu, pemilu yang kompetitif mungkin bukan ciri demokrasi seperti yang diperkirakan banyak orang. Demokrasi yang sehat membutuhkan perjuangan. Moga Bermanfaat ****
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI