Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Lebih Dekat dengan Biodiesel dari Minyak Jelantah

31 Januari 2022   23:21 Diperbarui: 2 Februari 2022   04:13 662
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Process II

Katalis dan alkohol dicampur dalam mixer dan produk yang diperoleh dari proses dibawa ke kolom reaksi transesterifikasi bersama dengan campuran katalis dan alkohol. Temperatur reaktor biasanya dipertahankan pada 65C, tekanan 1 atmosfer, dan rasio molar 1:6 minyak dan alkohol. Produk dari reaktor transesterifikasi dimasukkan ke dalam separator 2. Dari tangki pemisah, campuran biodiesel dan alkohol didistilasi untuk memisahkan metanol dan biodiesel. Metanol dari kolom distilasi didaur ulang dan digunakan kembali. Biodiesel dicuci dengan air panas dan dikirim ke separator untuk menghilangkan air dan biodiesel. Dari tangki pemisah ketiga, biodiesel dikirim ke tangki penyimpanan. Bagian bawah bagian pemisah kedua dipindahkan ke kolom destilasi alkohol dan gliserol. Dari atas kolom distilasi metanol didaur ulang. Produk bawah kolom distilasi diambil sebagai produk sampingan.

Kesimpulan

Pembiayaan  biodiesel dapat ditekan dengan menggunakan minyak jelantah sebagai bahan baku. Kandungan asam lemak yang tinggi pada minyak jelantah dapat dikurangi dengan pengolahan awal minyak jelantah dengan katalis asam. Air yang dihasilkan selama proses esterifikasi dapat menghambat katalis asam, dan hal ini dapat dihilangkan dengan mekanisme reaksi bertahap. Metanol adalah alkohol yang paling cocok karena biayanya yang rendah dan pemisahan yang mudah dari biofuel. Rasio metanol terhadap minyak untuk reaksi yang dikatalisis asam tergantung pada jumlah asam lemak bebas. Untuk reaksi dengan katalis basa, rasio 6:1 merupakan rasio optimum untuk reaksi transesterifikasi. Konsentrasi katalis tergantung pada sifat katalis yang digunakan: baik heterogen maupun homogen. Kecepatan pengaduk membantu meningkatkan laju reaksi. Dalam kebanyakan kasus, kecepatan pengadukan optimum dipertahankan pada kisaran 200-250rpm.

Reference

Gnanaprakasam, A., Sivakumar, V. M., Surendhar, A., Thirumarimurugan, M., & Kannadasan, T. (2013). Recent strategy of biodiesel production from waste cooking oil and process influencing parameters: a review. Journal of Energy, 2013.

Zhao, Y., Wang, C., Zhang, L., Chang, Y., & Hao, Y. (2021). Converting waste cooking oil to biodiesel in China: Environmental impacts and economic feasibility. Renewable and Sustainable Energy Reviews, 140, 110661.

Chen, C., Chitose, A., Kusadokoro, M., Nie, H., Xu, W., Yang, F., & Yang, S. (2021). Sustainability and challenges in biodiesel production from waste cooking oil: An advanced bibliometric analysis. Energy Reports, 7, 4022-4034.

Innocenzi, V., & Prisciandaro, M. (2021). Technical feasibility of biodiesel production from virgin oil and waste cooking oil: Comparison between traditional and innovative process based on hydrodynamic cavitation. Waste Management, 122, 15-25.

.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun