Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Upacara Potong Gigi dalam Bingkai Solusi Quarter Life Crisis

21 Januari 2022   08:33 Diperbarui: 27 Januari 2022   12:13 3706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi budaya Hindu Bali potong gigi (Sumber: I Gede Mariana)

Perkembangan ego akan selalu berubah berdasarkan pengalaman dan informasi baru yang didapatkan seseorang sebagai hasil dari interaksinya dengan orang lain.  

Oleh karena upacara pototng gigi sekan menguatkan teri psikologi sosial Erikson, yakni  mempercayai bahwa kemampuan untuk memotivasi sikap dan perbuatan seseorang dapat memicu suatu perkembangan menjadi positif.

Potong Gigi dan Kearifan Lokal 

Kearifan lokal adalah pandangan hidup dan ilmu pengetahuan serta berbagai strategi kehidupan yang berwujud aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal dalam menjawab berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhan mereka. 

Secara etimologi, kearifan lokal (local wisdom) terdiri dari dua kata, yakni kearifan (wisdom) dan lokal (local).

Setelah melakukan prosesi abyakala itu, pun memiliki makna bahwa penggunaan banten byakala atau byakaon itu, bermakna sebagai lambang untuk menghilangkan segala bentuk marabahaya. 

Dalam bentuk banten bayakaon pada intinya terdiri dari warna merah yaitu: sampiyan dibuat dari daun andong merah dan tetebus yang dipakai juga berwarna merah. Warna merah sebagai lambang agni/api, api sebagai lambang bayu, bayu sebagai lambang aktivitas atau perilaku.

Pelaksanaan Upacara Potong gigi 

Di keluarga saya upacara pototng gigi dilakukan sebagai bentuk tugas orang tua pada anak, utang yang harus dilakukan untuk membentuk karakter anak menjelanhg dewasa. Sehingga  anak-anak memiliki rasa tanggung jawab untuk merawatnya pada saat tua. 

Ritual ini sangat  tua, saya pernah bertanya kapan dia potong gigi, dilakukan bersama-sama saat upacara, ngerorasin setelah ngaben. 

Pengorbanan ini adalah salah satu bentuk perngorbanan dengan memotong gigi untuk berjanji dapat melakukan kebaikan atas nama kelaurag. 

Upacara potong gigi, juga dikenal dengan istilah yang berbeda, antara lain metatah, mependes, menggombetin, dan termasuk dalam kelompok panca yadnya, lima korban suci manusia, yakni dewa yadnya, rsi yadnya, manusia yadnya pitra yadnya, dan metatah ini salah satu bentuk yadnya (korban suci tulus ikhlas) pada manusia.

Mepandes (potong gigi), merupakan ritual keagamaan yang harus dilaksanakan oleh semua umat Hindu, khususnya bagi umat Hindu yang telah menginjak masa remaja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun