Upacara potong gigi bisa memungkinkan 'orang yang memiliki black magic, bisa menebarkan kuatan jahat, sehingga dapat menyebabkan beberapa halangan seperti sakit mendadak, gigi rontok, dan lain-lain.Â
Inilah sisi kekhawatiran yang masih melekat, walaupun semua famili sudah membawa gadjed yang paling modern dan sudah canggih, namun anggapa ini masih kuat dianut masyarakat. Entahlah...
Karena memang  itu menggambarkan teknologi dan pemikiran modern belum sempurna memasuki wilayah akal. Â
Teori batas akal masih membumi di kesadaran masyarakat. Teori batas akal, teori ini menyatakan bahwa permulaan terjadinya agama dikarenakan manusia mengalami gejala yang tidak dapat diterangkan oleh akalnya.Â
Teori batas akal ini beasal dari pendapat seorang ilmuwan besar dari Inggris, James G. Frazer.Â
Menurut Frazer, Â manusia biasa memecahkan berbagai persoalan hidupnya dengan akal dan system pengetahuannya. Tetapi akal dan sistem pengetahuan itu ada batasnya, dan batas akal itu meluas sejalan dengan meluasnya perkembangan ilmu dan teknologi. Oleh karena itu, makin maju kebudayaan manusia, maka makin luas batas akal itu.
Oleh karena itu, dapat disebutkan bahwa  semakin luas pengetahuan manusia maka kepercayaan akan hal magis pun ikut berubah. Sehingga multi literasi harus terus dikembangkan agar pemahaman masyarakat meluas dan menjadi lebih modern dan maju.
Upacara Potong Gigi  Menghadapi Quarter Life Crisis
Upacara potong gigi di Bali, dapat juga dikaitkan dengan  teori quarter life crisis, di mana teori itu terkait?
Dalam konteks ini perlu diulas sedikit tentang teori tahap perkembangan psikososial Erikson yang dikembangkan enam puluh tahun yang lalu di lingkungan sosial yang sangat berbeda dengan yang didialami orang dewasa muda sekarang.Â
Teori ini  menghadirkan tantangan bagi skema tahap Eriksonian, dengan menyarankan bahwa dewasa awal harus dipisahkan menjadi dua tahap yang berbeda, yang pertama (emerging) yang  berkaitan dengan  ketidakstabilan rentang usia 18-25, dan yang kedua (dewasa awal) adalah fase selanjutnya yang lebih mapan.