Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Mengenal Lebih Jauh Kafeina pada Kopi

17 Januari 2022   18:32 Diperbarui: 18 Januari 2022   05:55 496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi-pagi hujan deras di kampung,  hidangan kopi dapat menjadi teman setia untuk sedikit menghangatkan  badan. Kampung halaman saya merupakan wilayah yang dingin, hujan lebat  terus mengguyur, maka minuman membuat hangat semacam kopi  menjadi hidangan yang ditunggu-tunggu, apa lagi ditemani dengan  singkong rebus, pengalaman itu sungguh sangat mengasyikan. 

Kopi yang ada dihidangkan  depan  saya,   merupakan bagian yang tak terpisahkan dari minuman hangat  yang paling banyak dikonsumsi di seluruh dunia dengan segmen terbesar yang diperkirakan  terus meningkat  dan akan  menghasilkan pendapatan global menjadi sebesar USD 585 miliar pada tahun 2025.  Bilangan itu merupakan jumlah yang amat besar. Dan ada yang menyebutkan terbesar kedua setelah minyak bumi

Senyawa aktif farmakologis utama dalam kopi adalah kafeina (1, 3, 7-trimethylxanthine), alkaloid alami yang ditemukan di lebih dari 60 tanaman seperti daun teh, kacang kola dan buah kakao, tetapi kopi adalah sumber utamanya di semua kelompok usia konsumen. Kopi, mengandung kafeinan, yang merupakan  senyawa alkaloid xantina, tampilannya  spesifik  dalam bentuk  kristal dan berasa pahit.  Dia,  dapat berfungsi sebagai  obat perangsang psikoaktif dan diuretik ringan

 Kafeinaa ditemukan oleh seorang kimiawan Jerman, Friedrich Ferdinand Runge, pada tahun 1819. Ia menciptakan istilah "kaffein" untuk merujuk pada senyawa kimia pada kopi. Menurut Runge, ia melakukannya atas perintah Johann Wolfgang von Goethe.

 Kafeinaa juga disebut guaranina ketika ditemukan pada guarana, mateina ketika ditemukan pada mate, dan teina ketika ditemukan pada teh. Semua istilah tersebut sama-sama merujuk pada senyawa kimia yang sama.

 Lebih lanjut, pada tahun 1827, Oudry mengisolasi "teina" dari teh, namun kemudian dibuktikan oleh Mulder dan Jobst  bahwa teina tersebut merupakan senyawa yang sama dengan kafeinaa. Struktur kafeinaa berhasil dipecahkan pada akhir abad ke-19 oleh Hermann Emil Fischer, yang juga merupakan orang yang pertama kali berhasil mensintesis total senyawa kafeinaa  ini.

Kafeinaa terkandung di lebih dari enam puluh tanaman, yang merupakan jumlah yang luar biasa, sehingga telah dihipotesiskan bahwa kafeina pada awalnya merupakan nutrisi kecil, tidak penting bagi tanaman, tetapi sangat berguna sebagai pestisida. Faktanya, kafeina adalah racun bagi beberapa serangga dan hewan, terutama herbivora. Melalui kafeina tanaman dapat mempertahankan diri dan memiliki kesempatan yang lebih baik untuk bertahan hidup: dalam pandangan ini, kafeina dapat dianggap sebagai "agen pelindung co-evolusi"

Sebuah risalah dengan judul "The Canon of Medicine", yang ditulis pada kisaran tahun  1025 oleh dokter Persia Avicenna, adalah teks pertama yang menyebutkan kopi sebagai obat. Pada saat itu, kopi digunakan untuk "membersihkan kulit, mengeringkan kelembaban yang ada di bawahnya, dan memberikan bau yang lebih baik pada tubuh". Pada abad ke-15, penyebaran kopi, terus  meningkat pesat dan tak terhitung banyaknya kedai kopi yang dibuka di Arab. Pada akhir abad ke-17 dan ke-18, seiring dengan berkembangnya pelayaran laut, penggunaan kopi menjadi umum di Eropa

Semua atom nitrogen kafeina pada dasarnya planar (hibridisasi orbital sp2), menyebabkan molekul kafeina bersifat aromatik. Karena kafeina dengan mudah didapatkan sebagai produk samping proses dekafeinasi, kafeina biasanya tidak disentesis secara kimiawi. Apabila diperlukan, kafeina dapat disintesis dari dimetilurea dan asam malona.

Namun pembahasan tentang kafeina menjadi kian menarik, sebab penggunaan kafeina meningkat di seluruh dunia. Motivasi yang mendasarinya terutama adalah peningkatan konsentrasi dan memori dan peningkatan kinerja fisik., dan kopi sebagai  minuman utama yang mengandung kafeina  menjadi sangat popular, paling tidak   kopi adalah minuman paling populer setelah air dan dikonsumsi di seluruh dunia dalam jumlah sekitar 1,6 miliar cangkir setiap hari, yang merupakan angka yang cukup mengesankan.

Hasil penelitian telah menunjukkan bahwa kopi dan produk yang mengandung kafeina mempengaruhi sistem kardiovaskular, dengan efek inotropik dan kronotropik positifnya, dan sistem saraf pusat, dengan stimulasi aktivitas lokomotor dan efek seperti anxiogenic. Oleh karena itu, menarik untuk diteliti apakah efek ini dapat merugikan kesehatan. Selain itu, penyalahgunaan dan ketergantungan kafeina menjadi semakin umum dan dapat menyebabkan keracunan kafeina, yang menempatkan individu pada risiko kematian dini dan tidak wajar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun