Tetapi dua pekan lalu, aku dikejutkan dengan postingannya di media sosial. Ia memang hanya memposting dua pose foto.Â
Tetapi aku sudah bisa menebak bahwa si temanku ini sedang bepergian ke luar kota tanpa membawa anak maupun suami. Serius dia bisa pergi begitu?
Penasaran, aku pun menghubunginya. Melalui jaringan pribadi, aku bercanda, "tumben bisa ninggalin anak-anak."
Si temanku hanya mengirimkan emoji tertawa. Dia tidak berkomentar apapun. Namun setelah ku desak, akhirnya ia mengaku ini adalah momen kedua pergi ke luar kota, pakai menginap segala tanpa membawa keluarga alias pergi sendirian. Kok pada akhirnya dia sanggup?
Rupanya, si teman ini mulai mau bepergian rada jauh dan lama, pakai menginap segala setelah dua anaknya dirasa sudah cukup usia.Â
Anak sulung sudah mahasiswa dan yang bontot sudah kelas 7 SMP. "Saatnya mengajari mereka mandiri," begitu alasan si teman ini.
Meski sudah mulai 'tega' meninggalkan anak dan suaminya, ternyata kawanku ini tak 100 persen lepas tangan dan lepas tanggungjawab.Â
Sebelum pergi untuk waktu lima hari, si kawan katanya sudah meninggalkan catatan harian yang panjangnya 4 halaman kertas folio.
Catatan harian tersebut berisi pertama, daftar seragam sekolah yang harus dipakai anak bungsunya sejak hari Senin, Selasa sampai Jumat.Â
Tak lupa semua baju, kaos kaki, jilbab dan pakaian dalam sudah dikelompokkan masing-masing sesuai harinya.Â
Digantung di hanger lemari kamar anaknya berurutan dari hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis dan Jumat. Juga jadwal tugas sekolah. jadwal pelajaran yang hrus juga dipantau si suami.